Kementerian Komunikasi dan Informatika atau Kominfo membidik pertumbuhan startup lewat program Gerakan 1.000 Startup Digital. Sejak diluncurkan pada 2016, sudah ada sekitar US$ 172,3 juta atau setara Rp 2,65 triliun investasi yang disalurkan venture capital kepada startup.
Direktur Ekonomi Digital, Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo, Bonifasius Wahyu Pudjianto, menjelaskan ada tiga tahap untuk membangun startup dalam program ini.
Tiga tahap tersebut yakni, pertama, inkubasi atau tahap awal pembentukan startup. Kedua, startup studio untuk mencocokkan produk dengan pasar. Ketiga, mencari pendanaan dalam program HUB.ID Accelerator Kominfo.
Pada proses inkubasi, program ini berhasil menelurkan lebih dari 1.600 startup. Kendati demikian, hanya 10-20% yang berhasil lanjut ke proses startup studio, yakni 238 startup.
Dari angka itu, total ada 63 nexticorn atau calon unicorn yang masuk ke tahap HUB.id. “Nilai investasi yang telah disalurkan oleh VC sebesar US$ 172,3 juta (atau setara Rp 2,65 triliun),” kata Bonifasius.
Bonifasius bilang pemerintah tidak boleh memberi uang langsung kepada startup. Mereka hanya boleh memberi bantuan dalam bentuk in kind atau natura. Maksudnya, pembayaran dalam bentuk barang atau jasa.
Kementerian Koordinator bidang Perekonomian menargetkan kontribusi ekonomi digital terhadap Produk Domestik Bruto atau PDB sebesar 20% atau setara US$8,89 triliun atau Rp 136.681 triliun pada 2045.
Berdasarkan data dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional atau Bappenas, saat ini kontribusi ekonomi digital terhadap PDB baru sekitar 4%-5%. Oleh sebab itu, masih ada rentang 15% hingga 20% untuk mencapai target 2045.
Untuk mencapai hal ini, Kementerian Kominfo menyebut masing-masing kabinet harus bisa menggenjot 5% kontribusi sektor ekonomi digital terhadap PDB.
“Kalau 20 tahun itu kan empat kabinet, jadi kalau dibagi rata, kurang lebih per lima tahun harus naik sekitar 4%,” kata Bonifasius.