LinkedIn Bantah Data 700 Juta Pengguna Bocor

linkedin
Logo LinkedIn
Penulis: Desy Setyowati
30/6/2021, 14.37 WIB

Data 700 juta pengguna LinkedIn sempat dikabarkan bocor. Namun, perusahaan pengembang situs web jaringan sosial berorientasi bisnis ini membantah kabar itu.

Dua hari lalu, RestorePrivacy melaporkan bahwa seorang peretas (hacker) memiliki 700 juta catatan pengguna LinkedIn. Informasi ini kemudian diunggah di forum peretas, menyertakan sampel satu juta data.

Catatan yang dimaksud terdiri dari nomor telepon, alamat, data geolokasi, nama pengguna, latar belakang profesional, dan gaji yang disimpulkan.

LinkedIn mengatakan, perusahaan menyelidiki serangkaian dugaan data pengguna yang dibobol dan dijual tersebut. Investigasi awal menunjukkan bahwa data yang diambil dari LinkedIn dan berbagai situs web lain, merupakan kasus serupa yang dilaporkan pada awal tahun.

“Kami ingin memperjelas bahwa ini bukan pelanggaran data dan tidak ada data pribadi anggota LinkedIn yang diekspos," kata perusahaan dalam catatan yang diunggah di situs, dikutip dari The Economic Times, Rabu (30/6).

Pada April lalu, sistem LinkedIn memang diduga mengalami kebocoran data dan berdampak terhadap 500 juta akun. Data yang bocor berupa informasi pengguna yang dapat dilihat oleh publik seperti nama lengkap, alamat email, nomor telepon, dan informasi tempat kerja.

Namun peretas mengaku, data sampel yang diunggah di forum peretas baru-baru ini merupakan informasi dari 2020 hingga awal 2021. Ia juga mengatakan bahwa data diperoleh melalui antarmuka pemrograman aplikasi (API) LinkedIn.

"Setiap penyalahgunaan data anggota seperti pengikisan, melanggar persyaratan layanan LinkedIn. Ketika ada orang yang mencoba untuk mengambil data anggota dan menggunakannya untuk tujuan yang tidak disetujui oleh LinkedIn dan pengguna, kami berupaya menghentikan dan meminta pertanggungjawaban mereka," kata perusahaan.