Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggandeng Telkomsel dan XL Axiata sebagai mitra dari operator seluler untuk menggarap program penyediaan Base Transceiver Station (BTS) 4G. Kedua operator seluler ini akan menggarap program penyediaan BTS yang tersebar pada 7.904 titik di sembilan area.
XL menggarap area I, yakni Sumatera dan area IX Papua Timur. Sedangkan, Telkomsel menggarap hampir semua area, yakni area II Nusa Tenggara Barat (NTB), area III Kalimantan, area IV Sulawesi, area V Maluku, area VI Papua Barat, area VII Papua Tengah Barat, area VIII Papua Tengah Utara, dan area IX Papua Timur.
Direkur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Kominfo, Anang Latif, mengatakan program penyediaan BTS tersebut akan berlangsung secara bertahap hingga akhir 2022. Setelah program selesai, baik Telkomsel dan XL Axiata akan menyediakan sinyal 4G bagi masyarakat di sembilan area tersebut.
"Kerja sama ini menjadi langkah lanjutan kami dalam menyediakan akses internet 4G di wilayah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) di Indonesia," kata Anang dalam konferensi pers virtual pada Senin (27/9).
Kominfo memilih dua operator dengan harapan pembangunan akses 4G ke wilayah 3T cepat terlaksana. Selain itu, Kominfo memilih Telkomsel dan XL berdasarkan berbagai kriteria seperti ketersediaan jaringan dan persoalan hitung-hitungan ekonomi.
"Kalau mitranya tidak punya jaringan di wilayah sekitar itu (sembilan area), akan sulit," kata Anang.
Kominfo menyediakan anggaran pembangunan BTS 4G melalui tiga skema pembiayaan. Pertama, kewajiban pelayanan universal (universal service obligation/USO), kedua Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), dan ketiga Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Kominfo.
Menteri Kominfo Johnny G Plate mengatakan bahwa program yang melibatkan Telkomsel dan XL itu menjadi bagian dari target pemerintah dalam menyediakan akses internet 4G di 9.113 titik selama 2020-2022.
Sebanyak 1.200 selesai dibangun pada tahun lalu dan dilanjutkan 4.200 titik pada tahun ini. Kemudian sisanya akan diselesaikan pada 2022.
Selain itu, ada 3.435 desa dan kelurahan di luar non-3T yang belum terakses 4G. Ini akan menjadi tanggungan perusahaan telekomunikasi untuk menyediakannya.
Johnny mengatakan, Kominfo menemui sejumlah kendala dalam menggarap proyek penyediaan akses internet 4G di wilayah 3T ini. Pertama, kendala karena pandemi Covid-19. "Proses produksi jadi terhambat. Demikian pula konstruksinya," katanya.
Kedua, penyediaan lahan. Sebab, pembangunan BTS akan memengaruhi tata ruang daerah. "Seluruh fasilitas publik, seperti sekolah, Puskesmas, kantor desa harus dibangun di wilayah jangkauan BTS," katanya.
Berdasarkan laporan OpenSignal menunjukkan, Telkomsel memimpin sebagai operator internet 4G tercepat untuk pengunduhan (download) dan pengunggahan (upload) di Indonesia. Rata-rata kecepatan internet 4G anak usaha PT Telkom itu mengalahkan lima provider lain yang ada di Tanah Air. Berikut grafik Databoks berikut: