Elon Musk telah menunjuk mantan kepala periklanan NBCUniversal, Linda Yaccarino, sebagai CEO baru Twitter. Penunjukan Yaccarino sejalan dengan kondisi perusahaan yang mencoba membalikkan penurunan pendapatan iklan.
Yaccarino akan mengambil alih platform media sosial yang dilanda tantangan dan beban utang yang besar, setelah dia menghabiskan beberapa tahun memodernisasi bisnis periklanan di NBCUniversal, yang dimiliki oleh Comcast Corp.
"Saya sangat senang menyambut Linda Yaccarino sebagai CEO Twitter yang baru!" kata Musk dalam tweet pada hari Sabtu dini hari (13/5).
"@LindaYacc akan fokus terutama pada operasi bisnis, sementara saya fokus pada desain produk & teknologi baru,"ujarnya.
Iklan Twitter Anjlok
Sejak Musk mengakuisisi Twitter pada Oktober 2022, pengiklan telah meninggalkan platform media sosial tersebut. Mereka khawatir iklannya dapat muncul di samping konten yang tidak pantas setelah perusahaan kehilangan hampir 80% staf. Musk awal tahun ini mengakui bahwa Twitter mengalami penurunan besar dalam pendapatan iklan.
"Lintasan Twitter akan segera berubah 180 derajat" di bawah kepemimpinannya, kata Lou Paskalis, seorang eksekutif industri periklanan lama dan CEO AJL Advisory, sebuah konsultan pemasaran.
"Saya pikir Yaccarino telah mendaki setiap gunung yang dia bisa di NBCU dan melakukannya dengan sangat baik. Dan tidak ada tantangan yang lebih besar daripada memulihkan ketertiban di Twitter," katanya.
Sementara Musk mengatakan Yaccarino akan membantu membangun "everything app". Sebelumnya dia mengatakan bahwa aplikasi tersebut dapat menawarkan berbagai layanan seperti pembayaran peer-to-peer.
Musk telah memecat ribuan karyawan Twitter, mempercepat peluncuran produk berlangganan yang memungkinkan scammers untuk meniru merek-merek besar dan menangguhkan pengguna yang tidak dia setujui. Semuanya telah menakuti merek-merek dari pembelanjaan di platform.
Untuk melakukan diversifikasi dari iklan, miliarder tersebut berfokus pada Twitter Blue, fitur berlangganan yang menarik tarif dari pengguna sebesar $8 per bulan untuk memverifikasi akun mereka. Namun demikian, produk tersebut memiliki kesuksesan yang terbatas.
Berdasarkan laporan We Are Social dan Hootsuite, ada 556 juta pengguna Twitter di seluruh dunia pada Januari 2023. Jumlah tersebut meningkat 27,4% dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Berdasarkan negaranya, Amerika Serikat merupakan negara dengan pengguna Twitter terbanyak di dunia pada awal tahun ini. Tercatat ada 95,4 juta pengguna platform besutan Jack Dorsey tersebut. Indonesia berada di peringkat lima yang mencapai 24 juta pengguna.