Raksasa teknologi cip asal Amerika Serikat Qualcomm melakukan pemutusan hubungan kerja alias PHK kepada 1.258 karyawan. Peneliti menduga ini imbas konflik AS dan Cina.

Qualcomm melaporkan PHK ribuan pegawai tersebut kepada Departemen Pengembangan Ketenagakerjaan California.

Sebanyak 1.064 pekerja di kantor Qualcomm di San Diego dan 194 karyawan di Santa Clara terkena dampak. PHK akan berlaku sekitar 13 Desember.

Qualcomm memiliki 51 ribu karyawan per September 2022 berdasarkan laporan keuangan tahunan. Itu artinya, jumlah pegawai yang di-PHK kali ini sekitar 2,5% dari total.

Meski melakukan PHK besar-besaran, raksasa teknologi cip atau chipset tidak menutup fasilitas.

“Mengingat ketidakpastian yang terus berlanjut dalam hal makroekonomi dan permintaan, kami akan mengambil tindakan restrukturisasi tambahan," kata Qualcomm dikutip dari CNBC Internasional, pekan lalu (12/10).

"Restrukturisasi itu supaya perusahaan bisa melakukan investasi secara berkelanjutan guna menciptakan peluang pertumbuhan dan diversifikasi bisnis,” Qualcomm menambahkan.

Pada September, Qualcomm dilaporkan sedang mempersiapkan PHK besar-besaran di kantor di Shanghai, Cina. Namun, perusahaan membantah kabar tersebut.

Sementara peneliti telekomunikasi veteran Xiang Ligang memperkirakan, Qualcomm melakukan PHK besar-besaran akibat konflik Amerika dan Cina. AS membatasi penjualan komponen cip ke Negeri Tirai Bambu.

Sementara Qualcomm memperoleh sebagian besar pendapatan dari penjualan cip ke perusahaan-perusahaan Cina, termasuk Huawei.

Namun Amerika memberikan sanksi kepada Huawei sejak 2019. Amerika melarang perusahaan lokal menjual perangkat lunak alias software dan peralatan ke Huawei. Selain itu, membatasi pembuat cip internasional yang menggunakan teknologi buatan AS untuk bermitra dengan Huawei.

Kebijakan itu membuat Huawei menyetop produksi cip pada pertengahan 2020.

Meski mendapat sanksi dari Amerika, Huawei mampu meluncurkan Huawei Mate 60 Pro pada akhir Agustus. Smartphone ini didukung oleh cip canggih buatan Semiconductor Manufacturing International Corporation alias SMIC.

Huawei Mate 60 Pro merupakan ponsel 5G yang didukung cip Kirin 9000s dengan prosesor 7 nanometer. Cip ini membuat gawai merespons perintah dengan lebih cepat.

“Huawei berhasil mengembangkan cip pintar sendiri. Ini berarti tidak perlu membeli cip dari Qualcomm,” kata Xiang dikutip dari Global Times, Minggu (15/10).

Peluncuran Huawei Mate 60 Pro juga dinilai memengaruhi penjualan ponsel pintar lain di Cina seperti Xiaomi dan OPPO. “Hal ini secara tidak langsung akan memengaruhi pangsa pasar Qualcomm di antara pelanggan lainnya," ujar Xiang.

Menurut perkiraan analis TF International Ming Chi Kuo, Huawei akan berhenti membeli cip Qualcomm mulai 2024.

Qualcomm mencatatkan pendapatan US$ 8,45 miliar pada kuartal yang berakhir Juni atau kuartal II. Angka ini turun 22,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Reporter: Lenny Septiani