Elon Musk bertemu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, setelah X atau Twitter kehilangan ratusan pengiklan terkait dirinya yang dianggap anti-Yahudi.
Ratusan perusahaan termasuk Apple dan Disney menyetop iklan di X pada atau setelah 15 November, ketika Elon Musk diduga mendukung teori konspirasi antisemitisme lewat cuitan di Twitter.
Teori konspirasi antisemitisme mengatakan bahwa Yahudi ingin membawa populasi minoritas tidak terdokumentasi ke negara-negara Barat untuk mengurangi mayoritas kulit putih.
Platform media sosial milik Elon Musk itu pun diramal merugi hingga US$ 75 juta atau sekitar Rp 1,1 triliun pada akhir tahun ini, karena pendapatan iklan yang berkurang.
Elon Musk pun mengunjungi kibbutz Kfar Aza, Israel pada Senin (27/11). Ini pertama kalinya ia datang setelah konflik dengan Palestina berlangsung pada 7 Oktober.
Usai berkunjung ke Israel, Elon Musk melakukan diskusi online dengan Netanyahu di X Spaces pada Senin (27/11).
"Sangat mengejutkan melihat tempat pembantaian itu," kata Elon Musk dikutip dari Al Jazeera, Selasa (28/11). Menurutnya, Israel tidak memiliki pilihan lain selain menghabisi Hamas.
Elon Musk juga dijadwalkan bertemu dengan Presiden Israel Isaac Herzog. Pertemuan tersebut akan menggarisbawahi perlunya bertindak untuk memerangi meningkatnya anti-semitisme di media sosial.
Padahal pada akhir Oktober, Elon Musk menyatakan bakal mendukung saluran komunikasi di Gaza melalui layanan satelit Starlink bagi organisasi bantuan yang diakui secara internasional.