Julid Fi Sabillilah Gelar Aksi Besar-besaran Serang Medsos Pro-Israel

Twitter @greschinov
Pengumuman gerakan Julid Fi Sabililla menggelar serangan umum
Penulis: Lenny Septiani
6/12/2023, 08.07 WIB

Viral di media sosial netizen Indonesia dan Malaysia menyerang akun tentara Israel. Gerakan Julid Fi Sabilillah ini pun menggelar aksi masif selama 2 - 5 Desember.

Selama tiga hari itu, mereka menargetkan beberapa akun pro-Israel. "Kami akan evaluasi serangan umum ini," kata Komandan Satuan Operasi Khusus Netizen julid Anti-Israel Erlangga Greschinov kepada Katadata.co.id.

"Serangan umum bisa menghasilkan dua dampak jangka panjang," kata dia. Keduanya yakni:

  1. Gerakan menyerang akun media sosial pro-Israel menjadi lebih kuat karena diikuti oleh lebih banyak warganet dari negara lain
  2. Sangat besar kemungkinan Israel menghabiskan uang untuk menyewa buzzer

Serangan umum gerakan Julid Fi Sabilillah dimulai sejak 16 November dan diikuti oleh 100 ribu lebih warganet. Aksi ini bertujuan melemahkan moril Israel, memerangi propaganda Zionis, dan memperkuat narasi pro-Palestina di media sosial mulai dari Instagram hingga WhatsApp pribadi. 

Target utama dari gerakan Julid Fi Sabilillah yakni para tentara dan aparat kepolisian Israel, warga atau badan yang membuat narasi anti-Palestina, serta menyebarluaskan gerakan ini seluas-luasnya kepada masyarakat Indonesia.

Para warganet Indonesia dan Malaysia itu memberikan counter-narratives dengan dua cara: 

  • Persuasif yakni berkomentar pro-Palestina, informasi fakta tentang Palestina
  • Trolling seperti perisakan, hujatan, retasan, report massal pada akun-akun Zionis

Namun warganet Indonesia yang mengikuti gerakan Julid Fi Sabilillah diimbau untuk tidak membawa narasi antisemitisme seperti Holocaust, Nazi, Hitler, dan semacamnya. Teori konspirasi antisemitisme mengatakan bahwa Yahudi ingin membawa populasi minoritas tidak terdokumentasi ke negara-negara Barat untuk mengurangi mayoritas kulit putih.

“Sebab yang kami lakukan adalah melawan Zionisme dan kekejaman Israel, bukan bangsa atau ras Yahudi,” kata Erlangga.

Gerakan Julid Fi Sabilillah bertujuan mendorong dan merangkul seluruh elemen masyarakat untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Selain itu, saling mengingatkan dan memberikan informasi terkini mengenai perkembangan perang dan kabar di Palestina.

Gerakan warganet itu juga mendukung pemberdayaan masyarakat Palestina pada aspek-aspek lain seperti penyaluran donasi dan lobi-lobi diplomatik demi tercapainya kemerdekaan Palestina.

Warganet Indonesia Hack Akun Tentara Israel

Berdasarkan pantauan Katadata.co.id, beberapa warganet Indonesia bisa mendapatkan akun media sosial keluarga tentara Israel, termasuk presenter Shai Golden yang mengancam orang-orang yang membela Palestina.

Akun Instagram presenter Israel itu @shaigoldenofficial pun diserang warganet Indonesia. Akhirnya, Instagram menghapus akun Shai Golden.

"Saya kecewa karena akun saya dihapus oleh Instagram, karena lebih dari 780 ribu komentar yang penuh kebencian, dan 498 profil membuat laporan," ujar Shai Golden melalui akun Tiktok @shai_golden akhir pekan lalu (1/12).

“Saya meminta seluruh warga Indonesia untuk berhenti menghujat saya dan berkata kasar di akun resmi saya. Istri dan keluarga saya juga merasa dirugikan dalam hal ini,” katanya. “Saya mohon maaf atas semua yang telah saya lakukan.”

Selain itu, beredar di media sosial bahwa netizen Indonesia mengetahui nomor telepon tentara Israel. Kemudian warganet ramai-ramai menelepon hingga ratusan kali.

Erlangga menjelaskan beberapa cara warganet mendapatkan akun media sosial hingga nomor WhatsApp para pendukung Israel yang berkomentar buruk terkait Palestina, termasuk keluarganya. 

“Caranya bisa lihat di akun mereka sendiri di Instagram, karena banyak juga dari mereka yang mencantumkan nomor telepon,” kata Erlangga kepada Katadata.co.id, Jumat (1/12).

“Selain itu, ada beberapa netizen yang berhasil meretas atau hacking, sehingga bisa mengetahui nomor telepon mereka,” ujar dia.

(REVISI: Judul dan paragraf pertama pada Pukul 20.51 WIB)

Reporter: Lenny Septiani