Pengembang gim Riot Games milik Tencent melakukan PHK atau pemutusan hubungan kerja terhadap 11% karyawan. Riot Games terkenal dengan ‘League of Legends’ dan ‘Valorant.
Riot Games berbasis di Los Angeles. Perusahaan ini dimiliki oleh raksasa teknologi Cina Tencent.
Jumlah karyawan Riot Games yang di-PHK diperkirakan sekitar 530 orang.
“Kami harus berbuat lebih banyak untuk memfokuskan bisnis dan memusatkan upaya pada hal-hal yang paling mendorong nilai gamer, hal-hal yang benar-benar bernilai waktu para gamer,” tulis CEO Dylan Jadeja kepada karyawan melalui memo dikutip dari CNN Internasional, Selasa (23/1).
“Ini benar-benar hal terakhir yang ingin kami lakukan,” Jadeja menambahkan.
Riot Games diakuisisi oleh Tencent pada 2011. Video gim yang terkenal buatan perusahaan ini yakni ‘League of Legends’ atau disingkat LOL, memungkinkan pengguna bertanding dalam tim di arena pertarungan online di mana setiap regu harus menghancurkan markas tim lain.
Riot mengandalkan kesuksesan besar game tersebut selama sekitar satu dekade.
Dalam memo kepada karyawan, Jadeja memerinci bagaimana pengembang gim ini secara agresif mengejar sumber pertumbuhan baru sejak 2019.
“Kami memperluas jejak global, mengubah model operasi, mendatangkan talenta baru untuk memenuhi ambisi kami, dan pada akhirnya menggandakan ukuran Riot hanya dalam waktu singkat beberapa tahun,” ujar Jadeja.
“Saat ini, kami adalah perusahaan yang tidak memiliki fokus yang cukup tajam. Sederhananya, ada terlalu banyak hal yang sedang kami kerjakan,” katanya.
Oleh karena itu, Riot Games akan melakukan PHK terhadap tim Legends of Runeterra, yakni gim kartu online. Menurut Jadeja, biaya pengembangan game ini disubsidi oleh gim lain.
Riot juga akan menghentikan gim Riot Forge.
“Kedepan, prioritas beralih ke tim di balik gim inti Riot,” ujar Jadeja. “Ini bukan untuk menenangkan pemegang saham atau untuk mencapai angka pendapatan triwulanan. Ini suatu keharusan.”