Mengenal Goodwill, Pengertian, Faktor Pembentuk dan Cara Menghitungnya

Freepik
Ilustrasi, company growth.
Penulis: Agung Jatmiko
22/3/2023, 14.00 WIB

Emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) masih membukukan kerugian bersih yang belum diaudit senilai Rp 40,4 triliun sepanjang 2022. Kerugian itu membengkak 56% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Meningkatnya kerugian GOTO salah satunya disebabkan oleh penurunan nilai goodwill yang mencapai Rp 10,9 triliun tahun lalu. Berdasarkan paparan yang disampaikan kepada media, Senin (20/3), nilai goodwill yang dimiliki GOTO merupakan valuasi yang timbul dari merger Gojek dan Tokopedia pada 2021.

Saat penggabungan, valuasi pra-IPO perusahaan tinggi seiring dengan terjadinya booming sektor teknologi dan ekspektasi nilai perusahaan yang lebih tinggi. Namun, pada saat pengujian akhir, saham GOTO mengalami koreksi berakibat terhadap penurunan valuasi.

Apa sebenarnya goodwill dan apa saja faktor pembentuk, serta bagaimana cara menghitungnya? Simak ulasan selengkapnya berikut ini.

Pengertian Goodwill

Dalam dunia akuntansi, goodwill termasuk dalam jenis aset tidak berwujud atau intangible assets. Mengutip jurnal.id, secara teknis goodwill muncul dalam neraca atau laporan posisi keuangan ketika suatu perusahaan hendak mengakuisisi perusahaan lain dengan membayar di atas nominal nilai pasar wajar, yang terdiri dari aset bersih perusahaan yang ingin dibeli.

Goodwill sulit diukur secara fisiki. Sebab, faktor pembentuknya mencakup beberapa hal, misalnya reputasi perusahaan yang baik. Kemudian, identitas merek yang kuat, karyawan yang kompeten dibidangnya, serta teknologi mutakhir yang dimiliki.

Ini membuat goodwill sulit diklasifikasikan sebagai bentuk nyata dari aset yang dimiliki perusahaan. Melainkan, menjadi bentuk pengakuan terhadap aset yang dimiliki perusahaan.

Menurut standar United States Generally Accepted Accounting Principles (US GAAP) dan International Financial Reporting Standard (IFRS), nilai goodwill memiliki umur yang tidak terbatas sehingga tidak perlu diamortisasi. Namun, perlu diadakan evaluasi ketika ada penurunan atau kenaikan tiap tahunnya. Biasanya, banyak perusahaan melakukan evaluasi goodwill dengan periode 10 tahun.

Kesimpulannya goodwill merupakan representasi angka yang lebih besar dibandingkan nilai buku yang dibayarkan suatu entitas, untuk mendapatkan entitas lain.

Faktor-faktor Pembentuk Goodwill

Mengutip Investopedia, faktor-faktor seperti hak milik atau kekayaan intelektual dan pengenalan merek tercermin dalam goodwill. Meski tidak mudah diukur, goodwill dapat dihitung dengan mengambil harga pembelian perusahaan dan mengurangkan selisih antara nilai pasar wajar dari aset dan kewajiban.

Bahkan, perusahaan diharuskan mencatat nilai goodwill pada laporan keuangannya dan mencatat setiap penurunan nilai. Sementara, aset tidak berwujud biasanya memiliki masa manfaat yang terbatas, goodwill dianggap tidak terbatas.

Kehadiran goodwill menyiratkan bahwa nilai perusahaan lebih besar dari gabungan aset mentahnya. Pengaruhnya pada nilai perusahaan lebih baik dipahami dengan mempelajari faktor-faktor yang menciptakan niat baik bisnis.

Tiga faktor dalam penciptaan niat baik perusahaan meliputi nilai going concern, kelebihan pendapatan bisnis, dan ekspektasi manfaat ekonomi masa depan. Nilai going concern menunjukkan bahwa perusahaan dapat menghasilkan laba dengan menerapkan modal yang ada (peralatan, karyawan, manajemen, dan sumber daya) secara efektif.

Sementara, kelebihan pendapatan bisnis menyiratkan bahwa perusahaan memperoleh pendapatan tambahan karena adanya niat baik. Lalu, nilai keseluruhan semakin meningkat ketika ekspektasi pertumbuhan ekonomi ditambahkan ke persamaan. Sebuah perusahaan diharapkan untuk menarik pelanggan baru dan menciptakan lebih banyak produk, dan menghasilkan kekayaan gabungan.

Cara Menghitung Goodwill

Goodwill suatu bisnis dihitung dengan mengurangkan nilai pasar wajar aset berwujud dari total nilai bisnis. Goodwill bisnis juga ditentukan oleh metode pendapatan surplus modal, yang menghitung nilai pasar wajar aset bisnis, menentukan tingkat pengembalian wajar atas aset tersebut, dan mengurangi pengembalian dari total pendapatan perusahaan. Kelebihan pendapatan yang dihasilkan dianggap sebagai niat baik perusahaan.

Misalnya, perusahaan A mengakuisisi perusahaan B seharga US$ 4 juta. Perusahaan B memiliki aset setara dengan US$ 2,8 juta dan kewajiban setara dengan US$ 400.000. Aset bersih Perusahaan B adalah US$ 2,8 juta dikurangi US$ 400.000, menjadi US$ 2,4 juta. Dari penghitungan tersebut, goodwill ditentukan dengan cara mengurangi US$ 4 juta dengan US$ 2,4 juta. Hasilnya, adalah US$ 1,6 juta.

Dengan demikian, perusahaan A membayar premi sebesar US$ 1,6 juta di atas aset bersih perusahaan untuk mengakuisisi asetnya, yang menambah kekuatan pendapatannya. Akun goodwill terletak di bagian aset di neraca.