5 Risiko Investasi yang Wajib Diketahui

Unsplash
Ilustrasi, investasi.
Penulis: Ghina Aulia
5/9/2023, 10.12 WIB

Dalam kegiatan investasi, ada beberapa risiko yang harus diperhatikan oleh investor atau calon investor. Risiko investasi ini menjadi krusial, karena turut menentukan strategi seperti apa yang akan diambil oleh calon investor, menyangkut jenis instrumen apa yang akan dipilih, serta jangka waktu nya.

Risiko merupakan komponen penting dalam penilaian prospek suatu investasi. Kebanyakan investor saat melakukan investasi menganggap risiko yang lebih kecil sebagai hal yang menguntungkan. Semakin kecil risiko investasi, semakin menguntungkan investasi tersebut. Namun, aturan praktisnya adalah semakin tinggi risikonya, semakin baik keuntungannya.

Risiko investasi dapat didefinisikan sebagai probabilitas atau kemungkinan terjadinya kerugian relatif terhadap hasil yang diharapkan dari investasi tertentu. Sederhananya, ini adalah ukuran tingkat ketidakpastian dalam mencapai keuntungan sesuai harapan investor.

Apa pun portofolio investasi yang dipilih, pasti ada risiko yang harus dipertimbangkan. Namun, ada satu hal yang perlu diperhatikan, bahwa tidak semua risiko diciptakan sama. Memahami tingkat risiko yang timbul dari berbagai kelas aset adalah kunci untuk membantu investor memutuskan produk apa yang paling sesuai dengan selera dan aspirasi risiko.

Ilustrasi, pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/rwa.)

Jenis-jenis Risiko Investasi yang Wajib Diketahui

Secara umum, ada beberapa risiko yang wajib diketahui oleh investor atau calon investor. Berikut ini beberapa jenisnya.

1. Risiko Pasar

Risiko investasi yang pertama adalah risiko pasar, yakni kemungkinan bahwa nilai investasi dapat mengalami fluktuasi karena perubahan kondisi pasar. Diketahui bahwa hal ini dapat terjadi pada saham dan obligasi. Ada pun beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya risiko ini, yakni ekonomi, geopolitik, perubahan suku bunga, dan hal semacamnya. Maka dari itu, penting untuk melakukan analisis.

2. Risiko Kredit

Risiko investasi berikutnya adalah kredit, yaitu penerbit instrumen utang seperti obligasi yang kemungkinan gagal dalam melakukan pembayaran bunga. Hasilnya adalah investor tidak mendapatkan keuntungan.

Diketahui bahwa risiko demikian rentan dialami oleh obligasi dari diterbitkan korporasi atau yang peringkatnya masih rendah. Risiko ini bisa terjadi pada instrumen investasi lain yang tak jauh-jauh dari unsur utang.

3. Risiko Likuiditas

Mengutip Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), likuiditas diartikan sebagai posisi uang kas suatu perusahaan dan kemampuannya untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo tepat pada waktunya. Likuiditas juga didefinisikan sebagai kemampuan memenuhi kewajiban membayar utang dan sebagainya pada waktunya oleh perusahaan atau lembaga tertentu.

Sebagai salah satu risiko investasi, likuiditas bisa saja terjadi apabila kita tidak dapat dengan mudah membeli atau menjual bentuk investasi tanpa mempengaruhi harganya secara signifikan. Misalnya properti yang cenderung lebih susah untuk diperjualbelikan dibanding instrumen investasi lainnya.

4. Risiko Nilai Tukar Mata Uang

Risiko investasi ini mengacu pada nilai tukar mata uang satu dengan negara lainnya. Patut diketahui, bahwa nilai investasi dapat dipengaruhi mata uang, khususnya surat berharga seperti obligasi, deposito, saham, dan lain sebagainya.

Oleh karena itu, penting untuk melakukan analisis yang ditinjau dari nilai mata uang sekarang dan kemungkinan tingkat inflasi beberapa tahun ke depan sebelum memutuskan untuk berinvestasi.

5. Risiko Politik

Risiko politik pada investasi mengacu pada perubahan kebijakan oleh pemerintah, ketidakstabilan politik, atau pergeseran peraturan. Diketahui bahwa hal tersebut bisa berdampak kepada nilai investasi.

Khususnya pada negara berkembang, situasi politik sangat berpengaruh terhadap nilai investasi. Terlebih apabila terdapat pihak asing yang menanamkan modalnya di negara tersebut.

Itulah kemungkinan risiko investasi yang bisa terjadi pada setiap investor. Penting untuk dipahami bahwa investasi dengan potensi balik modal yang lebih tinggi relatif memiliki risiko yang lebih besar. Hal tersebut juga berlaku sebaliknya.

Alat Investasi Dasar dan Resiko yang Menyertainya

Secara umum ada jenis kelas aset untuk melihat alat investasi mana yang lebih sesuai dengan selera risiko dan tujuan keuangan seseorang. Keempat jenis kelas aset tersebut, adalah sebagai berikut.

1. Unit Trust

Unit trust akan melibatkan uang investor yang diinvestasikan dalam portofolio yang terdiversifikasi bersama investor lain oleh fund manager. Tingkat risiko investasi untuk unit trust bervariasi dari satu dana ke dana lainnya.

Namun, secara umum modal dan eksposur investor di semua investasi berbeda dalam portofolio, bukan hanya satu. Investir juga mempunyai pilihan untuk berinvestasi di sejumlah sektor, seperti layanan kesehatan atau teknologi, atau bahkan negara/wilayah atau kelompok negara/wilayah tertentu.

2. Valuta Asing

Investasi pada valuta asing pada dasarnya melibatkan transaksi dalam mata uang yang berbeda, di mana keuntungan investor bergantung pada pergerakan nilai tukar. Risiko investasi yang menyertai instrumen ini, antara lain faktor makroekonomi dan sosiopolitik global yang terus berubah.

Ilustrasi, risiko investasi (Pexels)

3. Sekuritas

Sekuritas adalah investasi keuangan yang dapat diperdagangkan dan memiliki nilai moneter, seperti saham, obligasi, reksa dana, dan dana yang diperdagangkan di bursa (exchange trade fund/ETF). Secara umum, ada dua jenis sekuritas, yakni ekuitas dan utang, serta dan sekuritas hibrida yang merupakan perpaduan keduanya.

Berinvestasi pada sekuritas membawa serta risiko investasi tersendiri, misalnya harga saham yang bisa naik dan turun. Ada juga risiko bisnis yang terkait dengan perusahaan di balik sekuritas ini, seperti pengumuman pengunduran diri CEO mungkin akan menurunkan harga saham, sementara pengambilalihan oleh korporasi yang memiliki reputasi baik, mungkin akan menyebabkan harga saham naik.

4. Obligasi

Obligasi adalah investasi di mana investor meminjamkan uang kepada penerbit obligasi, bisa korporasi atau pemerintah, yang kemudian menggunakan modal yang diperoleh dari penawaran obligasi untuk mendanai operasi atau untuk membeli aset.

Obligasi merupakan salah satu jenis "instrumen utang", karena penerbitnya berkewajiban membayar kembali jumlah yang diinvestasikan oleh investor, ditambah persentase tambahan tertentu.

Risiko investasi dalam hal gagal bayar dan risiko kredit selalu ada pada obligasi. Jika penerbit obligasi tidak gagal bayar, maka investir akan menerima jumlah pokok obligasi pada saat jatuh tempo atau selama interval yang ditentukan.

Jika investor menghentikan investasi lebih awal dari tanggal jatuh tempo obligasi, ada juga risiko investasi yang menyertainya, yakni investor akan kehilangan sebagian investasi.