Produsen Bir Bintang yang Diminum PM Kanada saat Nongkrong di Bali

Antara/ Akbar Nugroho Gumay
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak dan PM Kanada Justin Trudeau saat Leader Lunch KTT G20 di Nusa Dua, Bali, Selasa (15/11/2022).
Penulis: Reza Pahlevi
17/11/2022, 15.32 WIB

Di tengah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Nusa Dua, Bali, PM Kanada Justin Trudeau dan PM Inggris Rishi Sunak kedapatan nongkrong di di Art Cafe Bumbu Bali, pada Senin, 15 November 2022. Mereka mengobrol sembari menikmati bir Bintang dan jus mangga. 

Meski bukan minuman asli Indonesia, bir Bintang yang diteguk Justin Trudeau sudah dikenal sebagai minuman beralkohol buatan Indonesia. Para pelancong asing yang datang atau pernah berkunjung ke tanah air, biasanya akan mengetahui bir ini berasal dari Indonesia. 

Bir ini diproduksi oleh PT Multi Bintang Indonesia Tbk. Saat ini sebagian besar atau 87,42% saham dimiliki perusahaan bir asal Belanda, Heineken International B.V. Ini juga yang membuat Multi Bintang memproduksi bir Heineken.

Asal Usul Multi Bintang Indonesia

Sejarah perusahaan bir ini dapat ditarik ke 1929, ketika NV Nederschland-Indische Bierbrouwerijen didirikan. Pada 1931, perusahaan meresmikan pembuatan bir (brewery) di Surabaya dan memulai kegiatan operasionalnya.

Heineken masuk sebagai pemilik perusahaan pada 1936. Saat itu, Heineken mengambil alih saham mayoritas perusahaan dan mengubah namanya menjadi N.V. Heineken’s Nederschlande-Indische Bierbrouwerijen Maatschappij. Praktis, perusahaan ini juga menjadi anak perusahaan Heineken.

Produksi bir pertama perusahaan ini bermerek “Java Beer”. Sedangkan Heineken baru dibuat pada 1949. Heineken mulai diperkenalkan di Indonesia setelah perusahaan bir sempat berhenti operasi karena Perang Dunia II.

Bir Bintang baru diperkenalkan pada 1952. Bir Bintang berjenis bir putih atau yang biasa disebut pilsener. Profil bir Bintang mirip dengan Heineken dengan kadar alkohol yang mirip pula. Kedua merek juga sama-sama memiliki bintang merah di logonya.

Pada 1965, perusahaan ini menjadi salah satu perusahaan Belanda yang dinasionalisasi Indonesia. Status perusahaan nasional ini hanya bertahan dua tahun karena Heineken kembali menguasai pada 1967. 

Perusahaan lalu berganti nama menjadi PT Perusahaan Bir Indonesia pada 1972. Setahun berselang, tempat pembuatan bir kedua yang dibangun di Tangerang. Ini merupakan brewery perusahaan yang kedua selain di Surabaya.

Nama Multi Bintang Indonesia pertama kali muncul pada 1981. Kemunculan nama ini bertepatan dengan pencatatan saham perusahaan di dua bursa sekaligus, Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.

Pada tahun yang sama, perusahaan juga mengakuisisi PT Brasseries de l’Indonesia beserta brewery-nya di Medan. Ini brewery perusahaan yang ketiga. Meski begitu, brewery di Medan ini ditutup pada 1992 dan brewery di Surabaya pindah ke Sampangagung, Mojokerto pada 1997. 

Namun Multi Bintang tidak hanya memproduksi minuman beralkohol. Pada 2005, perusahaan meluncurkan bir non-alkohol pertama yang diberi merek Bintang 0,0%. Selain itu, produk Green Sands yang dulunya beralkohol juga berubah menjadi nonalkohol.

Perusahaan sempat lepas dari Heineken ketika perusahaan Belanda tersebut menjual saham mayoritasnya ke Asia Pacific Breweries Limited (APB) yang berbasis di Singapura pada 2010. Heineken kembali menguasai Multi Bintang ketika mereka membeli saham APB pada 2013.

Produk-Produk Multi Bintang

Produk Multi Bintang saat ini dibagi ke dalam empat merek, yaitu Heineken, Bintang, Green Sands, dan Strongbow. Heineken dan Bintang adalah bir pilsener dengan kadar alkohol di bawah 5%, Green Sands adalah minuman soda berperisa, sedangkan Strongbow adalah minuman apple cider dengan kadar alkohol 4,5%.

Daftar produk Multi Bintang:

  1. Heineken Original (alkohol 4,8%)
  2. Bintang Pilsener (alkohol 4,7%)
  3. Bintang Crystal (alkohol 4,3%)
  4. Bintang Radler (alkohol 2%)
  5. Bintang 0,0% (non alkohol)
  6. Bintang 0,0% Radler (non alkohol)
  7. Green Sands (non alkohol)
  8. Strongbow (alkohol 4,5%)