PT Chandra Asri Petrochemical Tbk., berencana melakukan Penawaran Umum Terbatas II untuk penambahan modal dengan skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (Right Issue) sebesar Rp 5,04 triliun, pada pekan depan. Angka ini merupakan proses right issue terbesar di Indonesia pada tahun ini.
Presiden Direktur Chandra Asri Erwin Ciputra mengungkapkan pihaknya telah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan aksi korporasi ini. Right issue juga dilakukan untuk memenuhi syarat minimum jumlah saham beredar di publik (free float) sesuai ketentuan V.1 Peraturan BEI No. I-A tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas selain Saham yang Diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat.
Dengan aturan ini, Emiten wajib memenuhi free float minimal 50 juta saham dan minimal 7,5% dari jumlah saham dalam modal ditempatkan dan disetor. Penyebaran jumlah saham juga diatur minimal 300 pemegang saham yang memiliki rekening efek di Anggota Bursa.
(Baca: Chandra Asri Investasi Rp 80 Triliun, Menperin Janjikan Insentif)
“Dengan pendalaman profil investor yang baru ini akan menjadi dasar yang lebih kuat bagi Chandra Asri untuk memperluas jejak langkah petrokimia di Indonesia dan realisasi kompleks petrokimia kedia di masa depan,” ujar Erwin seperti dikutip dari keterangan resminya dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (16/8).
Chandra Asri akan menawarkan sebanyak 279.741.494 saham baru dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham. Adapun, setiap pemegang 47 saham lama berhak atas 4 saham baru dengan harga pelaksanaan Rp 18.000. Perseroan menargetkan hasil right issue ini dapat meraup dana segar hingga Rp 5 triliun.
Erwin cukup optimistis dengan target ini, karena sentimen terhadap Chandra Asri sangat baik di kalangan pelaku pasar. Hal ini bisa terlihat dari terjadinya kelebihan order book yang terjadi. Sebagian besar dari order book tersebut ditujukan kepada investor besar Thailand, investor jangka panjang lokal dan internasional, dana multi strategi serta perusahaan asuransi. Penempatan order book dialokasikan sangat ketat dengan 5 investor teratas memperoleh 90 persen dari total order book dan 10 investor teratas mendapatkan 95 persen dari total order book.
Erwin mengungkapkan dalam aksi korporasi ini, pemegang saham yakni PT Barito Pacific Tbk, Marigold Resources Pte. Ltd., dan Prajogo Pangestu tidak akan mengambil haknya. Sedangkan pemegang saham SCG Chemicals Co., Ltd., bermaksud melaksanakan seluruh haknya. Adapun yang bertindak sebagai pembeli siaga (standby buyer) adalah PT Mandiri Sekuritas.
Secara umum, selain untuk memenuhi persyaratan free float 7,5% dari BEI, aksi korporasi ini dilakukan guna memperluas basis investor sekaligus meningkatkan likuiditas perdagangan. Kemudian memperkuat posisi Chandra Asri sebagai perusahaan publik dan akan bisa semakin mengembangkan bisnis ke pasar modal domestik maupun luar negeri.
Perseroan akan mengunakan dana hasil right issue ini untuk membiayai beberapa proyek. Proyek tersebut adalah perluasan pabrik buthadiene, konstruksi pabrik baru polyethylene, peningkatan kapasitas pengolahan nafta atau naphtha cracker, perluasan pabrik polyprophylene, konstruksi pabrik baru methyl tert-butyl ether (MTBE) dan butene-1, serta pengeluaran awal pembangunan kompleks petrokimia kedua.