KATADATA ? Maskapai penerbangan pelat merah PT Gauda Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan perbaikan kinerja selama semester I-2015. Dalam enam bulan, perseroan membukukan kenaikan laba bersih hingga 114,5 persen.
Pada semester I tahun ini, Garuda mencetak laba bersih US$ 29,3 juta dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mengalami rugi bersih hingga US$ 201,3 juta. Kenaikan laba ini, menurut Direktur Utama Garuda Indonesia Arif Wibowo, bagian dari upaya perseroan melakukan efisiensi.
Di antaranya dengan melakukan memperbaiki pola bisnis perseroan sehingga dapat meningkatkan keuntungan. Ini dilakukan dengan mengurangi rute-rute yang kurang menguntungkan, menunda pembukaan rute-rute baru, dan melakukan penyesuaian ke beberapa rute di Australia dan Jepang.
Kemudian melakukan restrukturisasi terhadap beban biaya dengan cara melakukan lindung nilai (hedging) pembelian bahan bakar dan nilai tukar. Hingga saat ini, Garuda sudah melakukan lindung nilai sekitar 27 persen kebutuhan bahan bakarnya, yang ditargetkan mencapai 50 persen. Selain itu, perseroan juga bekerja sama dengan empat bank nasional melakukan hedging senilai Rp 2 triliun melalui cross currency swap.
Pada semester I-2015, beban usaha perseroan mencapai US$ 1,79 miliar, lebih rendah dari tahun lalu sebesar US$ 1,97 miliar. Terdiri dari beban operasional penerbangan US$ 1,05 miliar, juga menurun dari periode sama tahun lalu US$ 1,19 miliar. Sementara, pendapatan meningkat 4,78 persen menjadi US$ 1,84 miliar dari realisasi tahun lalu senilai US$ 1,75 miliar.
Ini terlihat dari kenaikan pendapatan perseroan per penumpang per kilometer atau revenue passenger kilometres (RPK) sebesar 14,9 persen dari kapasitas kursi per kilometer atau availability seat kilometer (ASK) hanya 4 persen.
?Artinya kami mengangkut banyak penumpang. Ini menunjukan langkah efisiensi kami berhasil, dan penumpang naik 15 persen,? tutur Arif di Jakarta, Rabu (29/7).
Direktur Keuangan Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra mengatakan, salah satu strategi keuangan perseroan adalah dengan menata ulang profil utang (reprofiling). Perseroan telah melakukan kerjasama dengan National Bank of Abu Dhabi dan Dubai Islamic Bank senilai US$ 400 juta. Saat ini, perseroan juga tengah memproses pembiayaan talangan dari salah satu bank regional sebesar US$ 100 juta.
Perbaikan kinerja Garuda tersebut direspons pasar. Di Bursa Efek Indonesia, saham emiten berkode GIAA itu tercatat mengalami kenaikan hingga 5 persen. Bahkan pada pembukaan perdagangan pagi tadi, harga sahamnya sempat naik 6,8 persen.