Harga saham PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) sentuh rekor harga tertinggi atau all time high (ATH) kembali pada perdagangan Selasa (13/2) siang ini.
Bank yang merupakan bagian dari perbankan komersial grup di Malaysia, yang sahamnya juga dimiliki oleh investor kawakan Lo Kheng Hong pada penutupan sesi satu ini menguat 2,36% ke Rp 1.950 per saham. BNGA juga masuk ke jajaran top gainers. Adapun selama sepekan saham BNGA sudah naik 10,17% dan dalam setahun sudah melesat 58,54%.
Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio mengatakan, sebagai bank swasta terbesar kedua setelah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), saham Bank CIMB Niaga tergolong masih undervalued. Dengan rasio price to book value (PBV) sebesar 1,05 kali jauh lebih rendah dari BBCA yang sudah hampir 5 kali, dan juga lebih rendah dari bank dengan aset besar BUMN seperti PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) di 1,47 kali, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) di 2,30 kali, dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) di 2,92 kali.
Dari segi fundamental, BNGA mencatatkan performa yang solid dan konsisten bertumbuh. Di mana laba bersih terus naik, untuk kuartal tiga 2023 sendiri perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 4,9 triliun. Adapun laba yang diproyeksikan secara tahunan dapat melampaui laba bersih 2022 sebesar Rp 5,04 triliun.
Katalis pendukung lain naiknya saham BNGA, menurut Frankie adalah dari aksi korporasi Penambahan Modal Tanpa Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD). Di mana Pak Lo Kheng Hong legenda investor saham yang juga salah satu pemegang saham BNGA yang tercatat sebagai investor ke-14 terbesar di BNGA juga turut dalam pengambilan saham private placament tersebut.
“Hal ini menjadi sentimen yang baik bagi saham BNGA karena tidak sedikit investor yang mengikuti jejak Pak Lo Kheng Hong atau menjadikan acuan untuk memilih saham dalam berinvestasi,” kata Frankie kepada Katadata.co.id, Selasa (13/2).
Adapun dana yang diperoleh dari PMTHEMTD tersebut akan digunakan untuk pembiayaan ekspansi kegiatan usaha dalam bentuk penyaluran kredit di seluruh segmen bisnis perseroan.
Sementara secara teknikal, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana merekomendasikan BNGA dengan beli spekulatif di mana harga batas bawah ada di Rp 1.940 dan batas atas di Rp 2.020 per saham.
“BNGA bergerak menguat pada perdagangan sesi 1 ini dan masih didominasi oleh volume pembelian. Dari sisi indikator lain MACD masih berada di area positif, namun cermati Stochastic yang cenderung sideways di area overbought,” katanya.
CIMB Niaga seperti diketahui telah menuntaskan pelaksanaan private placement pada 31 Januari 2024. Perseroan juga sudah melakukan pencatatan saham baru pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 1 Februari 2024 lalu.
Adapun jumlah saham baru yang diterbitkan sebanyak 10,59 juta saham dengan harga pelaksanaan private placement Rp 1.575 per lembar. Sehingga dari aksi korporasi ini, CIMB Niaga mengantongi dana segar Rp 16,69 miliar.
Tercatat eksekutor dari private placement tersebut ada dua investor. Pertama, investor kawakan Lo Kheng Hong yang juga merupakan pemegang saham BNGA. Kedua, Dendy Soerjono. Namun tak disebutkan berapa jumlah saham yang diambil bagian oleh masing-masing pihak. Mengkonfirmasi hal itu, Lo Kheng Hong mengaku ingin menambahkan jumlah saham BNGA dengan cukup banyak, namun tidak bisa.
"Saya ingin membeli semuanya, tapi hanya dikasih 5.599.000 lembar," katanya kepada Katadata.co.id, Kamis (1/2).
Dengan demikian dalam aksi itu ia merogoh kocek Rp 8,8 miliar.
Private placement adalah proses di mana emiten menawarkan dan menjual surat berharga secara langsung kepada investor terpilih secara pribadi, tanpa melibatkan penawaran umum. Dalam private placement, emiten menjual saham kepada investor tertentu, seperti investor bermodal besar, bank, perusahaan modal ventura, reksa dana, dana pensiun atau individu yang diakui secara hukum sebagai investor yang memenuhi syarat.
Dengan jumlah kepemilikan itu, Lo Kheng Hong tercatat sebagai pemegang saham nomor 14 terbesar dari BNGA, dan Dendy Soerjono pemeghang saham terbesar nomor 15.