CIMB Niaga Beri Sinyal Penurunan Bunga Kredit Pasca Pemangkasan Suku Bunga BI

Arief Kamaludin|KATADATA
Pemangkasan suku bunga oleh Bank Indonesia dan The Fed dianggap menguntungkan bagi CIMB Niaga yang bisa berdampak turunnya biaya dana dan bunga kredit di masa depan.
19/9/2024, 13.50 WIB

Bank Sental Indonesia dan Amerika Serikat telah memangkas suku bunganya. Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan atau BI-Rate sebanyak 25 basis poin (bps) menjadi 6% pada 18 September 2024, sementara The Federal Reserve atau The Fed menurunkan tingkat suku bunga sebanyak 50 bps.

Seiring dengan pemangkasan suku bunga ini, Presiden Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) Lani Darmawan mengatakan, pemangkasan suku bunga merupakan kabar baik untuk perbankan. Sebab akan berdampak terhadap cost of fund (CoF) yang berangsur turun. Sehingga bunga kredit turut menurun dan margin perbankan bisa lebih sehat.

Sebagai informasi, cost of fund adalah tingkat bunga atau biaya yang harus dibayarkan oleh lembaga keuangan atas dana yang mereka gunakan dalam bisnis mereka.

Sebagai gambaran, suku bunga yang lebih tinggi dapat menarik lebih banyak simpanan dari nasabah. Namun, jika bank membayar bunga lebih tinggi untuk tabungan, mereka juga akan mengalami kenaikan biaya pendanaan.

Namun demikian, Lani belum bisa memutuskan untuk memangkas suku bunga kredit CIMB Niaga usai BI menurunkan suku bunganya.

"Jika cost of fund bisa turun, maka bunga kredit bisa turun juga. Kami lihat penurunan cost of fund dulu dan saya rasa dampaknya baru bisa dirasakan tahun depan setelah cost of fund benar-benar turun," kata Lani kepada Katadata.co.id, Kamis (19/9).

Head of Research and Strategy JP Morgan Indonesia Henry Wibowo sebelumnya menjelaskan, penurunan suku bunga The Fed diproyeksikan terjadi dalam skema 50 basis poin pada bulan September dan November. Pemangkasan akan berlanjut pada bulan Desember dengan tambahan 25 basis poin.

Sementara untuk Indonesia, JP Morgan memprediksi penurunan suku bunga 50 basis poin di sisa tahun ini.

"Hanya 25 bps pada September dan mungkin 25 bps pada November," kata Henry kepada wartawan di kantor JP Morgan, dikutip Kamis (19/9).

Henry menjelaskan bahwa alasan di balik penurunan suku bunga adalah karena kebijakan pelonggaran moneter (monetary easing) sudah mulai berjalan. Pelonggaran moneter ini berarti suku bunga mulai turun, sehingga diharapkan likuiditas atau peredaran uang di pasar akan membaik.

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail