PT Jababeka Tbk (KIJA) mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 232% menjadi Rp 769,7 miliar hingga September 2024. Angka ini meningkat signifikan dibandingkan laba pada periode yang sama tahun 2023 yang hanya Rp 231,9 miliar.
"Capaian laba didorong oleh pertumbuhan di seluruh segmen bisnis Perseroan, khususnya peningkatan signifikan di segmen properti dari Kendal. KIJA mencatatkan peningkatan pendapatan sebesar 47% menjadi Rp 3.367 miliar, yang turut memperkuat posisi keuangan KIJA dengan total kas mendekati Rp 2 triliun pada akhir kuartal ketiga," jelas Wakil Direktur Utama Jababeka Budianto Liman dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) dikutip Selasa (5/11).
Peningkatan ini terutama didorong oleh penjualan tanah, yang naik dari Rp 822,9 miliar menjadi Rp 1,47 triliun. Dengan kontribusi utama berasal dari pertumbuhan penjualan tanah di Kendal, yakni dari Rp 800,9 miliar menjadi Rp 1,26 triliun. Pendapatan dari penjualan tanah dan bangunan pabrik juga meningkat 142%, dari Rp 29,8 miliar menjadi Rp 72 miliar hingga September 2024.
Selain itu, segmen real estate lainnya, yang terdiri dari tanah dan rumah, apartemen, ruang perkantoran dan ruko, serta sewa mencatatkan peningkatan pendapatan sebesar 16%, menjadi Rp 311,4 miliar selama 3 kuartal tahun 2024, dibandingkan dengan Rp 268,8 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2024, pendapatan dari Pilar Infrastruktur meningkat sebesar 32% menjadi Rp 1.414,2 miliar, dibandingkan dengan Rp 1.071,5 miliar pada periode yang sama tahun 2023.
Pertumbuhan ini terutama disebabkan oleh peningkatan kontribusi dari segmen ketenagalistrikan, dari Rp 643,2 miliar hingga September 2023 menjadi Rp 911,2 miliar hingga September 2024.
Terutama karena peningkatan pembelian listrik dari PLN dan pengguna akhir industri di Cikarang dan Kendal, serta peningkatan biaya gas dari dolar AS 6 per mmbtu menjadi dolar AS 8,7 per mmbtu sejak Januari 2024.
Selain itu, pendapatan dari segmen jasa dan pemeliharaan tumbuh 11%, dari Rp 285,2 miliar hingga Sepetmber 2023 menjadi Rp 317 miliar di hingga September 2024, didorong oleh peningkatan permintaan dari Kendal dan juga Cikarang.
Terakhir, pendapatan dari dry port (CDP) meningkat dari Rp 143,1 miliar hingga September 2023 menjadi Rp 186 miliar hingga September 2024, didorong oleh peningkatan peti kemas yang ditangani sebesar 18% dan peningkatan pendapatan dari penyimpanan.
Pilar leisure & hospitality perseroan membukukan peningkatan pendapatan menjadi Rp 99,1 miliar pada sembilan bulan pertama tahun 2024, dibandingkan dengan Rp 95,2 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Kinerja ini terutama berasal dari segmen golf dan pariwisata, yang masing-masing mencatat peningkatan pendapatan sebesar 3% dan 9%, menjadi Rp 64,5 miliar dan Rp 31 miliar hingga September 2024. Segmen golf berkontribusi sebesar 65% terhadap total pendapatan pilar leisure & hospitality hingga Sepetember 2024, sedikit menurun dibandingkan 66% hingga September 2023.
Pendapatan berulang yang dihasilkan dari bisnis infrastruktur berkontribusi sebesar 42% dari total pendapatan dalam tiga kuartal pertama tahun 2024, dibandingkan dengan 47% pada periode yang sama 2023.