Harita Nickel Cetak Laba Rp 4,83 Triliun hingga September 2024

ANTARA FOTO/Basri Marzuki/rwa.
PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel mencatat laba periode berjalan sebesr Rp 4,83 triliun hingga periode September 2024.
22/11/2024, 16.24 WIB

PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel mencatat laba periode berjalan sebesr Rp 4,83 triliun hingga periode September 2024. Laba NCKL meningkat 8,38% dibandingkan periode September 2023 yaitu Rp 4,46 triliun.

Trimegah Bangun Persada mengatakan perolehan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan Rp 20,37 triliun sampai dengan September 2024. Raihan pendapatan meningkat 17,79% dibandingkan September 2023 yakni Rp 17,29 triliun.

Dari sisi operasional, volume produksi juga mencatatkan peningkatan. Produksi bijih nikel mencapai lebih dari 16,27 juta wet metric tonnes (wmt). Ini meningkat 12% dibandingkan periode yang sama tahun 2023. Produksi FeNi dari smelter RKEF tercatat sebesar 95.813 ton, meningkat 39% secara tahunan, sementara fasilitas HPAL menghasilkan 71.531 ton MHP Ni, meningkat 47% secara tahunan.

Head of Investor Relations PT Trimegah Bangun Persada Tbk Lukito Gozali menyampaikan, hasil ini mencerminkan upaya berkelanjutan perusahaan untuk mengoptimalkan operasional dan menjaga profitabilitas di tengah fluktuasi harga nikel global. Perluasan kapasitas produksi kami mendukung kebutuhan pasar yang terus meningkat, khususnya di sektor baterai kendaraan listrik.

Harita Nickel terus berfokus pada peningkatan kapasitas produksi sekaligus meningkatkan efisiensi operasional.

"Investasi perusahaan dalam fasilitas peleburan dan pemurnian selaras dengan komitmen untuk mendukung agenda hilirisasi pemerintah Indonesia," katanya dalam keterangan resmi, Jumat (22/11).

Secara rinci, Harita Nickel memperoleh pendapatan dari raihan pengolahan nikel Rp 17,74 triliun sampai September 2024, naik 19,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelum Rp 14,86 triliun. Sementara itu dari pos penambangan nikel Rp 2,63 triliun dari Rp 2,43 triliun.

Namun demikian NCKL dihadapkan dengan beban pokok penjualan sebesar Rp 13,71 triliun bengkak dari sebelum Rp 11,16 triliun. Beban pokok penjualan paling besar berada di biaya produksi sampai Rp 13 triliun dari periode yang sama tahun lalu Rp 10,38 triliun.

Total aset NCKL sampai dengan September 2024 yaitu Rp 51,69 triliun dari Desember 2023 yaitu Rp 45,28 triliun. Sementara total liabilitas Harita Nickel sebesar Rp 18,3 triliun dari akhir Desember 2023 senilai Rp 16,8 triliun dan ekuitas perusahaan sampai September 2024 yaitu Rp 28,39 triliun.

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail