PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) disebut-sebut berencana untuk mengakuisisi stasiun televisi swasta milik PT Intermedia Capital Tbk (MDIA), yakni PT Cakrawala Andalas Televisi (ANTV). Pasalnya, hal itu diperkuat usai ANTV melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal terhadap seluruh karyawan divisi produksinya pada 18 Desember 2024.
Merespons hal tersebut, Direktur Intermedia Capital Tbk (MDIA), Arhya Winastu Satyagraha, menjelaskan bahwa hubungan antara MDIA dan Elang Mahkota Teknologi bukanlah hal baru. Apalagi mengingat kabar serupa sudah pernah muncul sejak lama, bahkan sekitar 10-15 tahun yang lalu.
Di tengah situasi pasar yang tengah mengalami konsolidasi, kata Arhya, wajar jika isu tersebut kembali ramai digembor-gemborkan.
Arhya juga menyampaikan bahwa meskipun belum ada kepastian mengenai rencana aksi korporasi, diskusi antara para pemain di industri televisi terus berlangsung. Ia juga menilai bahwa penambahan kepemilikan saham Emtek di MDIA merupakan hal yang biasa.
“Apakah kita mau diakuisisi atau kita mengakuisisi mereka atau apa. Tapi, ya, namanya diskusi bagaimana kita berkolaborasi saya rasa itu adalah bagian dari efisiensi dari industri ini,” ucap Arhya kepada wartawan di Jakarta, Senin (23/12).
Arhya menjelaskan bahwa Emtek memiliki banyak konten yang berpotensi bermanfaat bagi MDIA. Namun, ia menambahkan bahwa lisensi frekuensi siaran tidak bisa dipindahtangankan secara langsung karena harus dikembalikan terlebih dahulu kepada pemerintah. Menurutnya, yang dapat dilakukan hanyalah menjual saham perusahaan.
“Ya saya tidak bisa mengkonfirmasi itu, karena kalau misalnya ada pun itu pembicaraannya di level principal, saya nggak tau. Cuma ya, sama saya belum bisa komentar soal itu,” tambahnya.
Sebelumnya Intermedia Capital Tbk buka suara terkait isu pemutusan hubungan kerja (PHK) yang belakangan ramai beredar di media sosial. Arhya menyebut efisiensi dilakukan sebab perusahaan bakal merubah model bisnis.
Ia menjelaskan bahwa perusahaan memiliki strategi bisnis, di mana sebelumnya banyak konten yang diproduksi secara internal sehingga membutuhkan tim produksi yang besar.
“Kalau diingat mungkin 15 tahun yang lalu ANTV adalah penyiar untuk sepak bola," kata Arhya.