Bencana gempa bumi berkekuatan 7 skala richter (SR) di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) sedikit mengganggu operasional kantor pewakilan Bank Indonesia di NTB. Layanan perkasan di kantor perwakilan tersebut tidak beroperasi normal. Namun, BI menyatakan bakal terus memastikan kecukupan uang rupiah di wilayah tersebut.
Mengacu pada keterangan pers BI, per Senin (6/8) pagi ini, kegiatan layanan Kantor BI Provinsi Bali beroperasi normal untuk kegiatan transaksi sistem pembayaran (non tunai) dan pengelolaan uang Rupiah (tunai). Sementara itu, kantor BI Provinsi NTB beroperasi untuk kegiatan transaksi sistem pembayaran (non tunai), namun kegiatan perkasan dilakukan sesuai kebutuhan perbankan.
(Baca juga: Puluhan Orang Meninggal dan Ribuan Mengungsi Akibat Gempa Lombok)
BI menyatakan bakal terus memantau perkembangan yang terjadi dan menyampaikan informasi terkininya kepada masyarakat, termasuk bila layanan perkasan dapat beroperasi kembali secara normal. “Bank Indonesia akan memastikan uang rupiah tersedia dalam jumlah yang cukup untuk melayani kebutuhan masyarakat,” demikian tertulis dalam keterangan pers yang dilansir, Senin (6/8).
BI juga menyatakan akan berkoordinasi dengan perbankan dan lembaga terkait dalam memantau perkembangan di wilayah bencana, untuk memastikan pelayanan transaksi di masyarakat dapat tetap berjalan dengan lancar dan aman.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sebanyak 82 orang meninggal dunia akibat gempa bumi berkekuatan 7 SR di Lombok, NTB, Minggu (5/8). Selain itu, ratusan orang luka-luka dan ribuan orang mengungsi ke tempat yang aman. Gempa tersebut juga dirasakan hingga ke Jawa Timur dan Bali.