KATADATA - Pemerintah terus mendorong lembaga perbankan negara untuk menurunkan suku bunga. Misalnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sedang mengkaji aturannya. Atas langkah tersebut, Direktur Utama Bank BNI, Ahmad Baiquni mengatakan akan berupaya memenuhi keinginan tersebut.
Penurunan bunga BNI, katanya, merujuk pada suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI Rate. “BNI sedang berupaya untuk menurunkan overhead cost-nya. Dari OJK sendiri kan caping juga sudah ditentukan. Kami berharap itu membuat turun bunga dananya,” ujar Baiquni saat ditemui usai Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR, di Senayan, Jakarta, Selasa, 1 Maret 2016.
Upaya lain yang akan dilakukan yakni melakukan efisiensi. Bank BNI juga sedang berupaya menurunkan cost of fund. Sehingga, ketika bunga turun tidak akan berdampak signifikan terhadap laba yang diperoleh. Bank pelat merah ini pun sedang menggenjot peningkatan volume kredit. (Baca: Bunga Turun, BI Prediksi Konsumsi Tumbuh 5 Persen).
Menurut Baiquni, penurunan bunga bank BUMN dilakukan secara bertahap. Misalnya, saat terakhir kali BI Rate turun dari 7,25 menjadi 7 persen pada Kamis pekan lalu, Bank BNI langsung mengikuti dengan menurunkan bunga sebesar 25 basis poin. Alasan penurunan bunga secara bertahap agar tidak terjadi gejolak yang besar.
Penurunan bunga ini, Baiquni menambahkan, tidak akan terlalu berpengaruh terhadap likuiditas. “Nasabah juga semakin pandai. Pindah dari satu bank ke bank lain kan tidak hanya sekadar pricing. Ada nasabah yang sensitif terhadap pelayanan,” ujarnya. Oleh karena itu, BNI akan terus meningkatkan kemudahan bagi nasabah dengan meningkatkan pelayanan.
Hal senada Budi Gunadi Sadikin. Direktur Utama Bank Mandiri ini menyatakan tengah mencoba menurunkan bunga deposito. Rencana tersebut dilakukan bertahap sampai akhir 2016. Hal ini mengikuti anjuran pemerintah untuk menekan bunga menjadi single digit. (Lihat pula: BI Berpeluang Akhiri Rezim Bunga Tinggi).
Walaupun sebagian besar target bunga satu digit, kata Budi, tidak otomatis semua kelompok diberikan bunga tersebut. “Ada beberapa segmen yang diharapkan, terutama produktif yang bisa mengerakkan ekonomi, itu single digit. Tidak teralu sulit. Kami juga punya funding kuat,” ujarnya.
Terkait likuditas bank, Budi merasa tidak khawatir. Lembaganya akan terus menjaga keseimbangan pasokan dan permintaan agar likuditas Bank Mandiri tetap terjaga.