Kehadiran pandemi Covid-19 mempengaruhi segala aspek kehidupan dan menyebabkan munculnya banyak kondisi yang tidak pernah terprediksi sebelumnya. Bank DBS Indonesia, megungkapkan sejumlah strategi dan adaptasi baru pada proses perekrutan karyawan dengan memanfaatkan teknologi.
Banyak perusahaan di seluruh dunia terus berupaya mencari cara untuk tetap produktif di tengah ketidakpastian. Seluruh departemen di tiap perusahaan juga berhadapan dengan perubahan yang tidak direncanakan, salah satunya yang dialami Departemen Sumber Daya Manusia (SDM).
Perubahan tak hanya terjadi di pengaturan cara tim bekerja, tetapi juga cara perusahaan merekrut timnya seperti yang terjadi di DBS Indonesia, karena kesehatan dan keamanan karyawan maupun calon karyawan selalu menjadi prioritas utama perusahaan.
Merespons kenormalan yang baru, di mana masyarakat dihadapkan para era kerja jarak jauh dan imbauan untuk menjaga jarak, Departemen SDM DBS Indonesia melakukan sebuah inisiatif untuk memanfaatkan teknologi secara maksimal agar dapat mengubah proses perekrutan. Hal ini dilakukan demi memastikan keamanan dan kelancaran proses perekrutan dari awal hingga akhir. Kini, seluruh proses penerimaan karyawan baru di DBS Indonesia dilakukan secara digital.
Sebelum adanya pandemi, proses perekrutan di DBS Indonesia sebagai berikut: calon karyawan melamar secara daring melalui situs karier, lalu melakukan proses wawancara secara tatap muka, dilanjutkan dengan penawaran remunerasi secara daring.
Apabila kedua pihak telah sepakat, proses berikutnya adalah pemeriksaan kesehatan di klinik yang bekerjasama dengan perusahaan, kemudian calon karyawan mengirimkan dokumen latar belakang yang diperlukan. Jika semua berjalan lancar, calon karyawan akan diminta datang ke kantor untuk penandatanganan kontrak. Ketika karyawan sudah resmi bergabung, mereka akan melewati proses orientasi secara tatap muka.
Beradaptasi dengan situasi pandemi, tahapan yang sebelumnya dilakukan secara tatap muka dialihkan menjadi daring. Proses wawancara, misalnya, dilakukan secara virtual dengan video menggunakan aplikasi Teams atau Webex, yang, jika didukung dengan koneksi internet memadai, ternyata lebih efektif bila dibandingkan dengan wawancara tatap muka.
Hal ini disebabkan karena para kandidat lebih mudah untuk mengatur jadwalnya untuk hadir dalam sesi wawancara secara daring dibandingkan harus menyediakan waktu untuk datang ke kantor DBS atau lokasi wawancara secara tatap muka. Beberapa tes baik untuk penilaian kepribadian, kognitif maupun keterampilan pun juga diberikan dan dikerjakan secara daring.
Pada awal pandemi saat situasi tidak memungkinkan untuk beraktifitas secara leluasa di luar rumah, pemeriksaan kesehatan untuk sementara waktu diganti dengan kelengkapan deklarasi kesehatan yang diisi oleh calon karyawan. Setelah keadaan kondusif calon karyawan tetap melakukan pemeriksaan kesehatan di klinik yang ditunjuk DBS. Untuk mempercepat proses, persetujuan kontrak dilakukan secara daring lewat kiriman surel yang diamankan menggunakan kata sandi, sambil menunggu penandatangan kontrak secara basah. Demikian halnya dengan proses orientasi yang dilakukan secara virtual setelah calon karyawan resmi bergabung.
Pada 2020, DBS Indonesia melakukan survei terhadap karyawan yang melewati proses perekrutan baru secara digital ini. Hasilnya 99% partisipan merasa puas dengan proses tersebut. Survei terhadap kepuasan manajer yang bekerjasama dengan tim rekrutmen juga dilakukan di tahun 2020 dan 2021. Dari skala 5, hasil kepuasan manaje di atas 4.4 yang menggambarkan bahwa para manajer merasa puas dengan proses rekrutmen yang dilakukan.
Tidak lama semenjak Covid-19 merebak di Indonesia, DBS Indonesia juga melakukan banyak penyesuaian cara kerja. Termasuk di antaranya adalah memastikan kesehatan dan keamanan para karyawannya melalui tes PCR dan antigen berkala sesuai dengan kebutuhan, mengupayakan penerapan sistem kerja dari rumah dengan rasio karyawan saat ini lebih dari 80% bekerja dari rumah (work from home/WFH), menyediakan 1000 laptop dalam sebulan di awal mulai pandemi untuk dipergunakan karyawan bekerja di rumah.
Kemudian memberikan paket kesehatan bagi para karyawan, memiliki situs komunikasi internal terkait Covid-19, bekerja sama dengan beberapa rumah sakit di Indonesia, melakukan vaksinasi karyawan lewat program Vaksin Gotong Royong, dan meluncurkan platform radio daring TOGETHER FM sebagai wadah hiburan dan interaksi antarkaryawan selama masa pandemi.
Terlepas dari tekanan yang dihadapi semua sektor industri akibat kondisi saat ini, DBS Indonesia justru merekrut karyawan baru sebanyak hampir dua kali lipat di masa pandemi. Dari yang sebelumnya merekrut 500 orang di 2019 menjadi 900 orang di akhir 2020 dan terus memperkuat proses perekrutan/ penerimaan karyawan dengan memastikan proses penerimaan karyawan yang berkualitas.
Bank juga terus mempertimbangkan kandidat internal maupun merekrut kandidat eksternal, melalui pemasangan iklan, pemanfaatan program referensi karyawan serta menjalin kerja sama dengan universitas-universitas terkemuka. Hal ini tentunya juga ditunjang oleh penggunaan teknologi terkini untuk memudahkan para pihak yang terlibat sehingga service level recruitment yang telah disepakati bersama dapat secara konsisten tercapai.
Departemen SDM memainkan peranan sangat penting dalam membangun budaya yang inovatif dan proaktif untuk membantu perusahaannya merespons pandemi, dan Departemen SDM DBS Indonesia berhasil menunjukkan hal itu, baik kepada perusahaan maupun calon karyawannya.
“Hal ini sejalan dengan salah satu misi DBS Indonesia yaitu “joyful banking” – dimana hal ini tidak hanya diterapkan untuk nasabah tetapi juga karyawan dan calon karyawan, sehingga mereka dapat menikmati proses rekrutmen yang dilakukan secara ringkas, aman dengan platform digital” kata Aries Sunu, Head of Human Resources Bank DBS Indonesia.
Untuk membaca berbagai cerita menarik dan insipirasi Portraits of Purpose dari Bank DBS, selengkapnya klik di sini.