PT Bank Jago Tbk (JAGO) baru saja kedatangan investor baru Ribbit Capital yang diduga masuk melalui beberapa kali transaksi saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan modal ventura ini ternyata sudah berinvestasi di berbagai bank digital di seluruh dunia. Bagaimana profil Ribbit Capital?
Ribbit Capital merupakan perusahaan modal ventura yang bermarkas di Palo Alto, California, Amerika Serikat (AS). Perusahaan yang didirikan pada 2012 ini gencar berinvestasi di perusahaan rintisan (startup). Portofolio utamanya di sektor keuangan dan perusahaan-perusahaan yang berpotensi melakukan disrupsi terhadap industri keuangan.
Portofolio Ribbit Capital sejalan dengan visi perusahaan yakni, untuk mengubah dunia keuangan. Misi ini didasarkan pada kenyataan bahwa teknologi telah mengubah banyak aspek dalam kehidupan manusia, sehingga dunia keuangan juga ikut terdisrupsi oleh teknologi.
Berdasarkan data Crunchbase, Ribbit Capital sudah menggelar 11 kali putaran pendanaan dengan total dana yang dihimpun US$ 1,3 miliar atau sekitar Rp 18,58 triliun (kurs: Rp 14.293). Totalnya sebanyak 161 investasi, dengan 55 di antaranya merupakan investasi utama.
Berdasarkan data versi CB Insights, jumlah investasi yang dilakukan Ribbit Capital mencapai 190 perusahaan. Sementara itu, menurut Pitchbook, Ribbit Capital berinvestasi di 250 perusahaan. Sebagian portofolio Ribbit merupakan perusahaan fintech.
Pada 2013, Ribbit memimpin pendanaan senilai US$ 30 juta di Credit Karma, perusahaan penyedia penilaian kredit (credit scoring). Saat itu, Credit Karma baru memiliki 11 juta konsumen.
Dalam perkembangannya, Credit Karma diakuisisi Intuit pada 2020 senilai US$ 8,1 miliar, melalui kombinasi tunai dan saham. Credit Karma mengalami kemajuan hingga memiliki 110 juta konsumen.
Kesuksesan Ribbit tidak lepas dari kepiawaian pendirinya, Meyer “Micky” Malka. Ia besar di Venezuela, negara yang lama menderita akibat embargo ekonomi, Micky merupakan salah satu pendiri waralaba Wendy’s di Venezuela.
Saat usianya menginjak 19 tahun pada 1993, dia sudah memulai mengembangkan bisnis perantara (brokerage) saham. Lima tahun berikutnya, ia mendirikan Patagon, broker saham online pertama di Amerika Latin.
Kemudian, Patagon berekspansi ke pasar Amerika Serikat dan memikat bank terbesar di Spanyol, Banco Santander. Pada 2000, Banco Santander mengakuisisi Patagon senilai US$ 750 juta.
Pada 2002, Micky mendirikan Banco Lemon di Brazil yang fokus melayani populasi underbank di sana. Tujuh tahun kemudian, Banco Lemon diakuisisi Banco do Brasil, bank terbesar di Amerika Latin.
Portofolio Ribbit tersebar di beberapa negara, mulai dari Amerika Serikat, Amerika Latin, dan Asia. Tech In Asia mendata, Ribbit cukup aktif di Asia, terutama di India karena terdapat 11 portofolio.
Dari segudang portofolio Ribbit, beberapa yang menarik adalah Capital Float, Revolut, Nubank, dan Ajaib.
Capital Float
Ribbit Capital berpartisipasi di putaran keempat pendanaan Capital Float, dari total 12 pendanaan sampai saat ini. Di putaran kelima, Amazon ikut memodali Capital Float dengan menjadi investor utama. Total pendanaan yang dihimpun Capital Float mencapai US$ 200,4 juta yang berasal dari 18 investor.
Capital Float adalah penyedia layanan belanja sekarang, dengan pembayaran tunda alias buy now pay later di India yang memiliki 2,5 juta nasabah. Didirikan pada 2013, Capital Float tidak hanya menyediakan tunda bayar untuk tujuan konsumtif, tapi untuk tujuan produktif seperti pembelian barang dan modal kerja kebutuhan usaha.
Di India, Capital Float mengklaim sebagai pemimpin pasar bisnis buy now pay later dengan rasio aset bermasalah 1,5%. Capital Float menyasar segmen masyarakat India yang belum terjamah bank dan sejauh ini cukup berhasil untuk meningkatkan akses keuangan di segmen tersebut.
Revolut
Ribbit Capital memodali Revolut pada 2017, di pendanaan putaran keempat (saham seri B) senilai US$ 66 juta bersama tiga investor lainnya. Dari total 14 putaran, Revolut mendapat dana segar paling banyak pada Juli 2021 sebesar US$ 800 juta (seri E). Softbank Vision Fund dan Tiger Global Management menjadi lead investors.
Revolut didirikan di Inggris pada 2015 dan saat ini memiliki 15 juta nasabah individu dan 500.000 nasabah bisnis. Revolut merupakan salah satu bank digital yang berpusat pada kehidupan pertama yang muncul di dunia.
Tidak hanya produk perbankan, Revolut berencana merambah bisnis brokerage dan menyusul produk buy now pay later pada tahun depan.
Nubank
Didirikan pada 2013, Nubank mendapat pendanaan tahap awal pada 2014 sebanyak US$ 2 juta dari Sequoia Capital dan Kaszek Ventures. Ribbit Capital baru berpartisipasi pada 2018 di pendanaan seri E dengan total pendanaan US$ 150 juta.
Total pendanaan Nubank menurut Crunchbase mencapai US$ 2,3 miliar, terbagi dalam 12 putaran. Pendanaan seri G bisa dibilang yang menyedot perhatian karena melibatkan Berkshire Hathaway sebagai salah satu Lead Investors. Bagaimana bisa seorang Warren Buffet yang terkenal sebagai value investing mau menanam duit di perusahaan yang masih rugi
Masuknya Warren Buffett ke Nubank juga semakin menegaskan posisi bank tersebut sebagai “Investor Darling”. Kekuatan Nubank terletak pada inovasi produk seperti digital credit card, transfer, dan kemudahan pembayaran.
Nubank hadir di tengah ekosistem keuangan di Brazil yang timpang - 5 bank menguasai 80% aset perbankan - dengan bunga kartu kredit bisa mencapai 300%. Sementara itu, sepertiga populasi belum memiliki rekening dan jaringan kantor perbankan hanya menjangkau 60% wilayah.
Nubank saat ini memiliki 35 juta nasabah dan memperluas wilayah operasinya ke Meksiko, Kolombia, dan Argentina. Nubank dinilai mencatat pertumbuhan yang pesat sehingga menarik minat banyak investor kakap.
Ajaib
Di Ajaib, Ribbit terlibat dalam pendanaan senilai US$ 90 juta di awal 2021. Ribbit menjadi Lead Investors dengan beberapa pemodal lain yang terlibat adalah Horizons Ventures, SoftBank Ventures Asia, dan Alpha JWC Ventures. Ajaib adalah portofolio pertama Ribbit di Asia Tenggara.
Dalam waktu dua tahun, Ajaib bisa menggandeng 1 juta investor. Kesuksesan ini sejalan dengan investasi saham yang marak sejak pandemi dimulai pada Maret 2020 lalu.
Ajaib kerap disebut-sebut sebagai Robinhood versi Indonesia menawarkan fee/komisi rendah untuk transaksi saham. Sama halnya dengan Robinhood - yang juga menjadi portofolio Ribbit - Ajaib juga menyediakan aplikasi yang ramah pengguna.
Lewat berbagai kemudahan tersebut dan didukung kerangka regulasi yang juga kondusif, Ajaib turut berperan dalam mendongkrak jumlah investor pasar modal di Indonesia.