BI Siapkan Uang Tunai Rp 118 Triliun untuk Natal dan Tahun Baru

ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.
Ilustrasi. Bank Indonesia mempertimbangkan mobilitas masyarakat yang semakin meningkat dalam menetapkan alokasi uang tunai untuk Nataru tahun ini.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
22/12/2022, 16.29 WIB

Bank Indonesia menyediakan uang tunai selama periode Hari Raya Natal dan Tahun Baru (Nataru) mencapai Rp 117,7 triliun. Alokasi uang tunai ini naik 5,8% dibandingkan tahun lalu. 

Bank Sentral mempertimbangkan mobilitas masyarakat yang semakin meningkat dalam menetapkan alokasi uang tunai untuk Nataru tahun ini. Pemerintah memperkirakan ada lebih dari 44 juta orang yang bepergian selama Nataru tahun ini.

Penambahan uang tunai juga mempertimbangkan masih adanya belanja pemerintah berupa penyaluran bansos tunai. "Pertimbanganya juga karena rata-rata kenaikan outflow dalam beberapa tahun terakhir yang mencapai 4,8%," kata Deputi Gubernur BI Aida S Budiman dalam konferensi pers secara daring, Kamis (22/12).

Aida melaporkan hampir separuh dari uang tunai yang disediakan tersebut sudah terserap. Perbankan sudah menarik uang sebesar Rp 54,77 triliun atau 47% dari persediaan sampai dengan pekan kedua Desember.

Selain memastikan ketersediaan uang tunai, BI juga memastikan kelancaran untuk distribusinya. Distribusi akan dilakukan di semua layanan kas kantor perwakilan BI di daerah serta layanan kas keliling di puluhan titik.

Aida mengatakan BI melakukan tiga hal berikut untuk kesiapan akses uang bagi masyarakat selama Nataru,

  • Layanan kas kepada perbankan di seluruh kantor perwakilan BI
  • Layanan kas kepada masyarakat di seluruh kantor perwakilan BI termasuk mengadakan kas keliling ritel sebanyak 55 kali di 47 titik layanan
  • Melakukan monitor secara khusus pelaksana di daerah yang melakukan perayaan Nataru, baik di kantor-kantor perwakilan BI maupun spesifik di setiap destinasi wisata

"Untuk kesiapan dari sisi perbankan dan Penyelenggara Jasa Pengolahan Uang Rupiah (PJPUR) dilakukan dengan memastikan koordinasi dan kerjasama, termasuk memastikan ketersediaan uang di mesin ATM dan CRM," kata Aida.

Pemerintah sebelumnya menyatakan tidak akan memperketat mobilitas masyarakat selama Nataru. Hal ini mempertimbangkan penyebaran kasus baru Covid-19 yang diperkirakan tidak lagi menanjak. 

Survei Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan menyatakan bahwa sebanyak 44,17 juta orang Indonesia akan bepergian selama libur Nataru. Warga yang bepergian tersebut sebagian besar menggunakan mobil pribadi.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, jumlah tersebut setara dengan 16,35% dari jumlah penduduk Indonesia.

"Angka tersebut naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun belum melebihi saat 2019 atau masa sebelum pandemi, kata Budi saat Rapat Kerja dengan Komisi V DPR RI, Selasa (13/12).

Reporter: Abdul Azis Said