Sejak berdiri pada September 2021, keberadaaan Holding Ultra Mikro (UMi) berhasil membuka akses keuangan yang lebih luas. Sinergi antara PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), PT Permodalan Nasional Madani, dan PT Pegadaian pada Holding UMi menegaskan peran badan usaha milik negara (BUMN) dalam menunjang perekonomian nasional.
Terkait hal tersebut, Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan hingga akhir Desember 2023 jumlah nasabah Holding UMi mencapai 37 juta peminjam.
“Keberhasilan BRI Group mengintegrasikan nasabah di segmen ultramikro tersebut berdampak terhadap penurunan jumlah nasabah yang belum mendapatkan akses keuangan formal,” ujar Sunarso dalam keterangan pers, dikutip Rabu (7/2).
Ia menambahkan, komitmen Holding UMi sesuai dengan upaya untuk menciptakan kesetaraan gender pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals. Hal ini merupakan wujud BRI memberdayakan perempuan prasejahtera.
Dari sisi BRI, Holding UMi menjadi sumber pertumbuhan kredit baru. Dengan pertumbuhan kredit BRI yang sebesar 11,2% secara tahunan (YoY) pada 2023, perseroan ingin menjaga angka pertumbuhan di kisaran 11% hingga 12% tahun ini. Strateginya, BRI akan tetap fokus pada sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
“Kami sudah canangkan go smaller, yakni masuk ke segmen ultramikro. Oleh karena itu, Holding UMi juga kami jadikan sumber pertumbuhan baru,” jelas Sunarso.
Pertumbuhan penyaluran kredit BRI tahun lalu lebih tinggi dibanding capaian pertumbuhan kredit industri perbankan nasional yang sebesar 10,4% (YoY). Apabila dirinci, seluruh segmen pinjaman BRI tercatat tumbuh positif.
Segmen mikro tumbuh 10,9% (YoY) menjadi Rp611,2 triliun, segmen konsumer tumbuh 13,4% (YoY) menjadi Rp190 triliun, segmen kecil dan menengah tumbuh 8,6% (YoY) menjadi Rp267,5 triliun, dan segmen korporasi tumbuh 13,8% (YoY) menjadi Rp197,7 triliun.
Apabila ditotal, portofolio kredit UMKM BRI mencapai 84,4% dari total penyaluran kredit BRI, atau setara Rp1.068,7 triliun. “Ini adalah bukti nyata bahwa perusahaan BUMN yang memiliki fungsi agent of development dan value creator dapat secara simultan menjalankan peran economic dan social value secara bersamaan,” pungkas Sunarso.