Bursa Kripto India WazirX Diretas, Shiba Inu Tertekan

Hypebeast
Peretas bursa kripto WazirX telah menjual 35 miliar koin Shiba Inu (SHIB) atau setara dengan US$700.000 (Rp 1,13 triliun) yang menyebabkan harga SHIB tertekan.
Penulis: Hari Widowati
19/7/2024, 15.39 WIB

WazirX, bursa mata uang kripto terbesar di India, diretas pada Kamis (18/7). Peretas telah menjual 35 miliar koin Shiba Inu (SHIB) atau setara dengan US$700.000 (Rp 1,13 triliun) yang menyebabkan harga SHIB tertekan.

Harga SHIB sudah turun 6,87% dari awal sesi perdagangan hari ini dan dikutip pada US$0,0000173 (Rp 0,28) per token. Peretas masih memiliki 5,4 triliun token dan hal ini dikhawatirkan akan menekan harga Shiba Inu lebih lanjut.

Menurut IntoTheBlock, sebanyak 423,96 triliun SHIB wefe terakumulasi dalam kisaran harga antara US$0,000018 hingga US$0,00002 oleh 34.690 alamat. Ini adalah kisaran harga yang terbentuk setelah Shiba Inu turun dalam dua hari terakhir.

Melansir laporan U Today, jika pelaku peretasan terus membuang triliunan SHIB curian, pemegang volume besar ini mungkin akan terdorong untuk menjual, sehingga memberikan tekanan tambahan pada harga SHIB.

Peretas bursa kripto WazirX melibatkan hot wallet multisig di jaringan Ethereum. Ia memindahkan dana senilai US$234,9 juta (Rp 3,8 triliun) ke alamat baru. Transaksi ini dilakukan oleh entitas yang menggunakan Tornado Cash untuk mengaburkan jejak.

WazirX mengakui adanya peretasan di sistemnya. Bursa kripto terbesar di India itu menyebutkan timnya secara aktif menyelidiki insiden tersebut. Untuk memastikan keamanan aset, penarikan dalam rupee (INR) dan kripto telah dihentikan sementara. Bursa ini berjanji untuk terus memberi informasi terbaru kepada pengguna terkait penanganan peretasan ini.

Temuan Baru Polygon Labs

Menurut kepala keamanan Polygon Labs, peretas di balik pembobolan bursa kripto WazirX mulai mempersiapkan aksinya di jaringan (onchain) setidaknya delapan hari sebelumnya.

WazirX kehilangan ratusan juta dolar karena peretasan dompet multisig yang terjadi pada Kamis (18/7). Bursa itu menuduh organisasi hacker Korea Utara, Lazarus Group, sebagai dalang di balik aksi ini.

Mudit Gupta, Chief Information Security Officer dari Polygon Labs, mengatakan bahwa para peretas telah mulai “mempraktikkan” peretasan pada blockchain lebih dari seminggu sebelum melakukan serangan.

"Dimulai dengan peretas yang meng-upgrade multisig ke versi berbahaya sehingga memungkinkan mereka untuk menguras dompet kripto tersebut," ujar Gupta dalam postingannya di X, pada Kamis (18/7), seperti dikutip Cointribune.

Tarun Mangukiya, salah satu pendiri platform pembayaran Copperx, percaya bahwa para peretas mungkin telah mengelabui WazirX untuk meningkatkan Safe Implementation Skeleton (Kerangka Implementasi Aman).

“Mengapa mereka meningkatkannya alih-alih menguras habis (dompet tersebut)?” tanya Gupta.

Dalam sebuah postingan lanjutan di X, WazirX menggambarkan serangan tersebut sebagai peristiwa force majeure yang terjadi di luar kendali mereka.

“Kami telah memblokir beberapa setoran dan menghubungi dompet yang bersangkutan untuk pemulihan,” tambahnya.

Bursa kripto itu juga mengumumkan pembekuan penarikan sementara segera setelah peretasan.