PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) mampu mencatatkan laba bersih Rp 85,73 miliar hingga triwulan III-2021. Laba bersih bank digital yang baru dibeli oleh pebisnis Chairul Tanjung ini mampu meroket 77,16% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 48,39 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan yang dilansir pada Jumat ini (22/10), pendapatan bunga Allo Bank mencapai Rp 245,72 miliar atau naik 98,56% dibandingkan Rp 123,75 miliar.
Sementara itu, Allo Bank harus menanggung beban bunga mencapai Rp 114,16 miliar atau naik 30,68% dari Rp 87,36 miliar.
Sehingga, pendapatan bunga bersih Allo Bank hingga triwulan III-2021 mencapai Rp 131,56 miliar. Nilai tersebut meroket 261,55% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 36,38 miliar.
Selain dari pendapatan bunga bersih, laba bersih Allo bank juga ditopang oleh pendapatan operasional lainnya senilai Rp 15,26 miliar hingga September 2021.
Pendapatan tersebut mampu naik 355,13% dibandingkan September 2020 Rp 3,35 miliar.
Allo Bank mengantongi pembalikan cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan dan aset non-keuangan senilai Rp 647,44 juta hingga triwulan III-2021.
Sementara, pada periode sama tahun lalu total pembalikan cadangan mencapai Rp 83,79 miliar. Artinya ada penurunan 99,23% secara tahunan.
Dari sisi fungsi intermediasi, Allo Bank menyalurkan kredit senilai Rp 2,03 triliun per September 2021. Dibandingkan periode sama tahun lalu, kredit yang disalurkan Allo Bank Rp 1,34 triliun yang artinya mengalami lonjakan 51,53%.
Allo Bank mencatat, total simpanan nasabah pada September 2021 mencapai Rp 2,21 triliun. Simpanan nasabah tersebut mampu tubuh 36,76% dibandingkan September 2020 senilai Rp 1,61 triliun.
Bank yang sebelumnya bernama Bank Harda Internasional ini mencatatkan perbaikan rasio kredit seret alias non-performing loan (NPL). Per September 2021 rasionya di level 2,18% atau membaik dari Desember 2020 di level 2,76%. Bahkan, pada Desember 2019 NPL berada di level 10,16%.
PT Allo Bank Indonesia adalah satu dari sekian banyak bank yang dmiliki Chairul Tanjung. Mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian tersebut juga memiliki PT Bank Mega Syariah yang bergerak di industri perbankan berdasarkan hukum Islam.
Selain itu, melalui Mega Corpora, pebisnis tersebut juga memiliki Bank Pembangunan Daerah (BPD) Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah.