PT Matahari Putra Prima Tbk menargetkan pendapatan dapat tumbuh setidaknya 20% pada 2022. Penambahan gerai Hypermart dinilai akan menjadi pendorong utama.
Berdasarkan laporan keuangan MPPA, penjualan bersih tercatat susut 3.59% secara tahunan pada Januari-September 2021 menjadi Rp 4,93 triliun dari Rp 5,11 triliun. Perusahaan milik Grup Lippo ini masih membukukan rugi bersih sebesar Rp 156 miliar.
Pada tahun ini, emiten industri ritel berkode MPPA ini telah mengakuisisi sembilan gerai Giant yang dimiliki PT Hero Supermarket Tbk. Tahun depan, perusahaan berencana untuk terus menambah jumlah toko.
"Untuk ekspansi 2022, kami masih akan berekspansi pembukaan toko, mungkin setidaknya sekitar 15 toko. Untuk penutupan gerai, masih kami evaluasi karena itu proses bergulir secara terus menerus," kata Chief Financial Officer MPPA Herry Senjaya dalam paparan publik, Jumat (17/12).
Untuk mendukung ekspansi 2022, perseroan akan menggunakan dana dari hasil penerbitan saham baru melalui skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.
Seperti diketahui, total saham baru yang diterbitkan MPPA dalam Penawaran Umum Terbatas (PUT) VI adalah 1,17 miliar saham dengan raihan dana Rp 890,11 miliar. Perseroan akan menggunakan sebagian dana itu untuk modal kerja, salah satunya mengisi gerai hasil ekspansi.
Prospektus PUT VI menyatakan, perseroan akan menambah fasilitas kredit perbankan maupun memaksimalkan arus kas operasional ritel jika modal kerja itu tidak cukup. Akan tetapi, Herry mengatakan sejauh ini pihaknya belum memiliki informasi adanya aksi penambahan modal lain tahun depan.
Salah satu konsep gerai yang akan dikembangkan perseroan pada 2022 adalah supermarket berukuran padat atau compact. Secara detail, ada dua ukuran supermarket yang sedang dikaji perseroan yakni, 400-500 meter persegi dan 800-1.000 meter persegi.
Supermarket ini diusahakan akan didirikan dengan perumahan maupun pusat perkantoran. Jumlah toko supermarket yang akan dibuka belum diberikan lantaran perseroan masih melakukan studi kelayakan terkait strategi ini.
Adapun, lokasi supermaket itu direncanakan akan berdiri sendiri, berbeda dengan mayoritas hypermart yang ada di dalam pusat perbelanjaan. Secara umum, perseroan akan mulai mendirikan toko terpisah dari pusat perbelanjaan.
"Pembukaan gerai-gerai hypermart stand alone tahun depan, diharapkan tumbuh. Dan dengan pelonggaran (pembatasan mobilitas) pada Desember 2021, diharapkan format Hypermart bisa tumbuh tahun depan," kata Director of Large Store Format MPPA Anto Suwartono.
Di sisi lain, belanja modal yang dimaksud dalam PUT VI akan dibagi menjadi dua keperluan, yakni untuk pembukaan dan renovasi gerai dan pengembangan infrastruktur teknologi. S
ekitar Rp 68,75 miliar akan digunakan untuk pembukaan 17 toko baru yang berbasis sewa, sedangan sekitar Rp 6,25 miliar untuk pengembangan teknologi termasuk platform omni-channel.
Berdasarkan data Stockbit, harga saham MPPA konsisten bergerak di zona hijau sejak Februari 2021 sepanjang tahun ini. Secara tahun berjalan, saham MPPA naik 35 poin atau menguat 340% menjadi Rp 462 per saham.
MPPA menyentuh harga tertinggi pada 9 Juni 2021 senilai Rp 1.235 per saham. Adapun, titik terendah MPPA terjadi pada 28 Januari 2021 di level Rp 86 per saham.
Namun demikian, rasio harga saham terhadap laba tau price to earning (PE) MPPA konsisten bergerak di zona merah sepanjang 2021. Rasio harga saham terhadap laba atau price earning (PE) MPPA pun menyentuh titik terendahnya selama 3 tahun terakhir pada 27 September 2021 sebanyak minus 28,48 kali.
Saat ini, rasio PE MPPA adalah minus 4,18 kali. Posisi ini melemah dari level awal penutupan 2020 di titik minus 1,28 kali.