Axiata Group Berhad telah mendapat persetujuan dari Foreign Exchange Notices (konsolidasi) Bank Negara Malaysia untuk melakukan penawaran tender wajib atau mandatory tender offer (MTO) sebanyak 33,97% saham PT Link Net Tbk (LINK).
Sebelumnya, Axiata Investments (Indonesia) Sdn Bhd (AII), anak usaha yang secara tidak langsung dimiliki Axiata Group, dan PT XL Axiata Tbk (EXCL) mengakuisisi 66,03% saham Link Net dari pemilik sebelumnya, yakni Asia Dewa Pte Ltd (ALD) dan PT First Media Tbk.
Secara rinci disebutkan, AII memiliki 46,03% dan XL Axiata menggenggam 20,00% saham perusahaan milik Grup Lippo tersebut.
Berdasarkan proposal akuisisi, perusahaan pemegang saham baru wajib melakukan Tender offer terhadap sisa saham yang berada di tangan pemegang saham publik saat ini. Hal ini seiring dengan adanya perubahan pemegang saham pengendali.
Dilansir dari The Edge Market, jumlah saham yang dibeli dalam tender offer ini mencapai 934,84 juta saham. Sebelumnya, kedua pemegang saham baru sepakat membeli saham dari dua pemegang saham lama dengan harga Rp 4.800 per saham.
Jika tender offer dilakukan dengan nilai yang sama, maka total dana yang disiapkan Axiata Group ditaksir mencapai Rp 4,48 triliun.
Presiden & Group CEO Axiata, Dato' Izzaddin Idris mengatakan, selain menggandakan segmen yang berkembang pesat di salah satu pasar utama, investasi perseroan di Link Net sesuai dengan aspirasi Axiata untuk mendukung inklusi digital. Hal ini seiring dengan berkembangnya digitalisasi di wilayah Asia.
"Baik XL Axiata dan Link Net berada di posisi yang baik untuk menghasilkan sinergi melalui kekuatan bersama dalam layanan komunikasi tanpa kabel (wireless communication services)," kata Izzaddin dalam keterangan resminya, akhir Januari lalu (27/1).
Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini mengatakan, seiring dengan meningkatnya permintaan layanan digital, XL Axiata bersiap untuk mewujudkan visi menjadi operator konvergensi terkemuka di Indonesia.
Ia menambahkan, sinergi yang akan dibuka melalui kolaborasi dengan Link Net ini menghadirkan proposisi yang menarik, mengingat adanya peluang untuk menggabungkan kekuatan dalam konektivitas seluler, layanan broadband berbasis kabel, dan konten.
"Ke depannya, pelanggan kami yang semakin tidak bisa lepas dari gaya hidup digital dalam kehidupan sehari-hari, baik untuk belajar, bekerja, dan bermain, dapat menantikan solusi yang telah tergabung dengan sukses yang akan membekali mereka untuk memiliki daya saing di era new normal saat ini," kata Dian.
Sebagai informasi, Link Net mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2000 dan sejak saat itu telah berkembang menjadi salah satu penyedia akses internet berkecepatan tinggi melalui jaringan tetap (high-speed broadband) dan TV kabel terkemuka di Indonesia, serta menjangkau 2,8 juta rumah di 23 kota dengan basis pelanggan sebesar sekitar 860.000.