Meski Omzet Naik, Laba Nusantara Infrastructure Turun hingga 77%

Dok. Nusantara Infrastructure
Hingga kuartal III 2019, PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) membukukan laba bersih Rp 181 miliar.
11/5/2022, 18.49 WIB

PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) mencatat penurunan laba bersih, meski pendapatan perseroan tumbuh pada 2021. Hal ini terjadi akibat adanya kenaikan sejumlah beban perusahaan.

Berdasarkan laporan keuangan, Nusantara Infrastructure membukukan laba bersih sebesar Rp 25,7 miliar atau turun hingga 77,12% dari tahun sebelumnya sebesar Rp 112,62 miliar.

Padahal, pendapatan usaha dan penjualan perseroan mengalami pertumbuhan sebesar 25,4% menjadi Rp 675,1 miliar dari Rp 538,4 miliar pada 2020. Peningkatan tersebut ditopang oleh sektor jalan tol yang tumbuh sebesar 33,8% dari Rp 328,3 miliar menjadi Rp 439,3 miliar.

Sementara itu, sektor energi terbarukan menjadi kontributor terbesar kedua yang menyumbang sebesar Rp 155,6 miliar, atau tumbuh 26,9% dari sebelumnya sebesar Rp 122,7 miliar.

Direktur Utama Nusantara Infrastructure Ramdani Basri mengatakan, kedua sektor tersebut memberi kontribusi sebagai dampak dari pengembangan aset perseroan, yakni Jalan Tol Layang A.P. Pettarani di bawah entitas anak PT Makassar Metro Network, dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Lau Gunung di bawah entitas PT Inpola Meka Energi.

"Hasil dari pengembangan aset tersebut, hingga akhir 2021 total aset perseroan sebesar Rp 6,6 triliun atau naik 12,7% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 5,84 triliun," kata Ramdani dalam keterangan resminya, Rabu (11/5).

Beban operasional perseroan naik menjadi Rp 65,4 miliar dari sebelumnya Rp 32 miliar. Adapun, peningkatan beban amortisasi sebagai hasil dari pengembangan aset perseroan menjadi Rp 112,9 miliar dari Rp 79,5 miliar.

Kemudian, beban keuangan perseroan juga naik menjadi Rp 143,9 miliar dari sebelumnya Rp 61,6 miliar. Kenaikan tersebut merupakan dampak atas tambahan pinjaman kredit investasi baru senilai Rp 1,5 triliun pada PT Makassar Metro Network untuk pengembangan aset Jalan Tol Layang A.P. Pettarani dan Rp 375 miliar pada PT Inpola Meka Energi untuk pengembangan aset PLTA Lau Gunung.

"Perseroan berhasil menerapkan strategi serta respons yang tepat atas perkembangan kondisi eksternal, termasuk meningkatkan kualitas kinerja, sehingga lebih mudah dalam merealisasikan investasi serta menerapkan strategi pertumbuhan melalui kemitraan," kata dia.

Ramdani mengatakan, dalam menjalankan usahanya, perseroan fokus pada investasi di sektor infrastruktur strategis yang berkualitas, serta mengedepankan keamanan dan lingkungan hidup dengan mengedepankan tiga prinsip yakni mobilitas, akses, dan konektivitas.

Lebih lanjut, sepanjang tahun lalu kegiatan operasional di sektor jalan tol memperlihatkan perkembangan positif. Di antaranya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah merestui rekomendasi teknis penggantian box culvert menjadi jembatan di atas Sungai Cibenda pada jalan tol BSD KM 8 ruas Pondok Aren-Serpong.

Kemudian di sektor air bersih, perseroan masih mengoperasikan tiga instalasi pengolahan air bersih atau Water Treatment Plant (WTP), yaitu Tirta Kencana Cahaya Mandiri (TKCM WTP) yang berada di Cikokol, Tangerang dengan total air yang didistribusikan ke pelanggan 1.411 liter per detik.

Lalu, Sarana Catur Tirta Kelola (SCTK WTP) di Serang, Banten, dengan total air yang didistribusikan ke pelanggan 185 liter per detik, dan Dain Celicani Cemerlang (DCC WTP) di Medan, Sumatera Utara dengan total air yang didistribusikan ke pelanggan 93,6 liter per detik.

Pada sektor energi terbarukan, perseroan melalui unit bisnisnya PT Inpola Meka Energi (IME) mampu menjual 55.613.524 kWh atau setara dengan 6,35 AHMW (Average Hourly Megawatt). Jumlah tersebut lebih tinggi jika dibandingkan penjualan tahun 2020.

Sementara itu, jumlah energi yang dijual unit bisnis lainnya yakni, PT Rezeki Perkasa Sejahtera Lestara (RPSL) mencapai 100.929.465 kWh atau setara dengan 11,52 AHMW. Jumlah tersebut lebih tinggi 5,6% jika dibandingkan dengan jumlah energi yang dijual pada 2020.

"Dengan upaya dan komitmen yang tinggi, perseroan mampu mempertahankan kestabilan bisnisnya di bidang infrastruktur, sehingga pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan dapat terus terwujud," ujar Ramdani.

Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi