PT Nusantara Sawit Sejahtera Tbk (NSSS) akan menggelar penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) saham. Calon emiten di bidang pertanian dan perkebunan sawit ini akan melepas 15% atau 3,56 miliar lembar saham dengan harga Rp 122-190 per saham.
Dengan harga dan jumlah saham tersebut, dana segar yang akan dihimpun Nusantara Sawit dari aksi IPO ini sekitar Rp 435,2 miliar hingga Rp 677,9 miliar.
Presiden Direktur Nusantara Sawit Sejahtera Teguh Patriawan mengatakan, dana hasil IPO akan digunakan untuk membiayai pembangunan fasilitas produksi, pembiayaan penanaman baru dan modal kerja entitas anak.
"Dana tersebut akan disalurkan melalui mekanisme penyertaan modal kepada tiga entitas anak sesuai dengan kebutuhan," katanya dikutip Sabtu (18/2).
PT Borneo Sawit Perdana (BSP) menjadi salah satu anak usaha yang akan menerima suntikan modal dengan dana hasil IPO. Sekitar 29,8% akan digunakan untuk belanja modal dalam membangun pabrik kelapa sawit seluas 40 hektare (ha) berkapasitas 60 ton tandan buah segar (TBS) per jam.
PT Bina Sarana Sawit Utama (BSSU) juga akan mendapat suntikan dana hasil IPO di mana sekitar 47% akan digunakan untuk belanja modal dalam rangka penanaman baru perkebunan sawit. Dari jumlah tersebut, 15% di antaranya akan dipakai untuk pembebasan lahan seluas 6.831 ha agar berstatus hak guna usaha (HGU).
Adapun sisa anggaran akan dipakai untuk proses pembibitan hingga pemupukan selama periode belum menghasilkan. Sekitar 10,6% dana hasil IPO akan disalurkan kepada PT Prasetya Mitra Muda untuk pemenuhan modal kerja dalam pembelian pupuk dan agrochemical atau bahan kimia pertanian.
Teguh mengucapkan, bersamaan dengan IPO saham, Nusantara Sawit juga menerbitkan sebanyak 1,7 miliar waran seri I atau sebanyak 8,8% dari total saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran dalam rangka IPO ini disampaikan.
Waran Seri I yang menyertai penerbitan saham baru adalah efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk melakukan pembelian saham bernilai nominal Rp 50 dengan harga pelaksanaan di rentang Rp182-285. Dengan demikian, dana hasil penerbitan waran sebanyak-banyaknya adalah Rp 508,4 miliar.
Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek dalam penawaran umum perdana saham ini adalah PT BRI Danareksa Sekuritas, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, PT Sucor Sekuritas, dan PT Samuel Sekuritas Indonesia.
Terkait kinerja, Nusantara Sawit Sejahtera membukukan penjualan sebesar Rp 864,3 miliar per September 2022, tumbuh dari posisi yang sama di 2021 sebesar Rp 763,3 miliar. Sementara itu laba bersih tercatat Rp 64,5 miliar atau turun dari periode yang sama pada 2021 sebesar Rp 147,1 miliar.
PT Mitra Agro Dharma Unggul merupakan pemegang saham mayoritas NSSS sebelum IPO dengan persentase kepemilikan sebesar 59,1%. Kemudian Teguh Patriawan memegang 17,1% saham, PT Nusantara Makmur Lestari 10,7%, Yantoni Kerisna 6,1%, Thomas Tampi 5% persen, dan PT Bina Palangka Makmur sebesar 1,8%.
Berdiri sejak 2009, PT Nusantara Sawit Sejahtera Tbk merupakan perusahaan hulu perkebunan kelapa sawit dengan lima area perkebunan berlokasi di Kalimantan Tengah, khususnya untuk penjualan produk minyak sawit berkualitas tinggi seperti tandan buah segar (TBS), minyak sawit mentah (CPO), dan biji sawit (PK).
Jadwal IPO Nusantara Sawit Sejahtera :
Masa penawaran awal: 17-22 Februari 2023
Tanggal efektif: 28 Februari 2023
Masa penawaran umum: 2-8 Maret 2023
Tanggal penjatahan: 8 Maret 2023
Tanggal distribusi : 9 Maret 2023
Pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI): 10 Maret 2023