Garibaldi Thohir atau yang dikenal Boy Thohir memangkas porsi kepemilikan sahamnya di perusahaan industri pertambangan nikel bahan baku pembuatan baterai kendaraan listrik, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA).
Berdasarkan publikasi Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mengenai laporan investor dengan kepemilikan saham di atas 5% pada 18 Januari 2024, Boy Thohir melepas sebanyak 2,3 miliar lembar saham MBMA.
Aksi lego saham itu menyebabkan porsi kepemilikan saham Boy Thohir di anak perusahaan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) itu menyusut menjadi tinggal 6,33% atau sebanyak 6,83 miliar. Padahal sebelumnya kakak kandung Menteri BUMN Erick Thohir itu memegang saham MBMA sebanyak 8,46% atau 9,13 miliar lembar.
Adapun pada penutupan perdagangan siang ini, saham MBMA melesat 7,58% ke level Rp 710 per lembar saham. MBMA bahkan masuk ke jajaran top gainers. Top gainers adalah saham dengan kenaikan harga paling tinggi diantara seluruh saham di pasar modal dibandingkan harga pembukaannya pada satu hari bursa.
Volume saham yang diperdagangkan tercatat 82,89 miliar dengan nilai transaksi Rp 57,31 miliar. Sementara itu, frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 4.980 kali. Sementara kapitalisasi pasarnya yaitu Rp 76,68 triliun.
Di sisi lain, MBMA mencatatkan penurunan laba sebanyak 97%. Berdasarkan laporan keuangan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (22/11) laba MBMA per September 2023 hanya US$ 677.097 atau Rp 10,47 miliar. Apabila dibandingkan dengan periode yang sama sebelumnya, perseroan bisa meraup cuan US$ 22,85 juta atau Rp 353,47 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (22/11) laba MBMA per September 2023 hanya US$ 677.097 atau Rp 10,47 miliar. Apabila dibandingkan dengan periode yang sama sebelumnya, perseroan bisa meraup cuan US$ 22,85 juta atau Rp 353,47 miliar.
Padahal perseroan berhasil mengantongi pendapatan sebanyak US$ 873,86 juta atau senilai Rp 13,52 triliun per akhir kuartal tiga 2023. Tak tanggung-tanggung, pendapatan tersebut terbang 201,9% dari periode yang sama tahun lalu yang hanya US$ 289,44 juta atau senilai Rp 4,48 triliun.
Secara rinci, pendapatan MBMA ditopang oleh penjualan produk nickel pig iron (NPI) kepada pihak ketiga yang senilai US$ 601,58 juta atau Rp 9,31 triliun. Selain itu perseroan juga meraih pendapatan dari penjualan nickel matte sebanyak US$ 272,27 juta atau Rp 4,21 triliun.