Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan tulang punggung perekonomian nasional. Jumlahnya mencapai kurang lebih 65,1 juta, dengan kontribusi ke PDB mencapai 61 persen dan penyerapan tenaga kerja di sektor ini hingga 97 persen.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki yang hadir dalam acara BRI Microfinance Outlook 2024 mengatakan bahwa inovasi terhadap kebijakan pembiayaan UMKM perlu diperkuat.
Ia mengapresiasi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI sebagai perbankan yang memiliki concern terhadap UMKM. “Saya mengapresiasi apa yang dilakukan BRI dan kita tetap harus melakukan inovasi,” ujarnya, dalam keterangan resmi, Jumat (8/3).
Pertama, ungkapnya, pembiayaan UMKM melalui rantai pasok untuk memberi kepastian pembiayaan atau kredit. Menurutnya, perlu ada kesungguhan dari berbagai pihak baik BUMN maupun pemerintah untuk memberi kemudahan pembiayaan sektor produktif, terutama pertanian, perikanan, dan perkebunan.
Teten menyebut, selama ini pembiayaan yang menjadi kebutuhan UMKM memiliki tantangannya, yakni seperti 47% pembiayaan UMKM belum dapat terlayani oleh lembaga jasa keuangan.
“Maka pembiayaan UMKM harus terus diperbesar dan dipermudah untuk menjangkau karasteristik pelaku UMKM yang tidak seragam, ada mikro, kecil dan menengah, tengkulak atau agregator,” tambahnya.
Kendati demikian, ia mengungkapkan bahwa Indonesia patut bersyukur karena telah memiliki indeks literasi keuangan yang terus membaik, angkanya dari 38,03 persen di 2019 menjadi naik ke 49,8 persen di 2022. Sementara indeks inklusi keuangan 2022 menjadi 85,10 persen meningkat dibandingkan 2019 yang hanya 76,19 persen.
Pada kesempatan yang sama Direktur Utama BRI Sunarso pun juga memaparkan, BRI dapat berperan sebagai lembaga yang memberdayakan komunitas (dalam hal ini UMKM) untuk aktif dengan menyediakan kesempatan pendanaan, khususnya pada pelaku usaha Ultra Mikro (UMi) yang relatif belum terjangkau pada akses keuangan formal, sebagai upaya penguatan ketahanan ekonomi dan sosial.
Dia menyebut, BRI telah melakukan beberapa aksi nyata di antaranya pembentukan Holding Ultra Mikro, di mana BRI bersama dengan Pegadaian dan PNM telah menyediakan layanan keuangan yang terintegrasi dan memastikan nasabah ultra mikro dapat naik kelas dalam satu ekosistem yang utuh dalam konsep Empower, Integrate, dan Upgrade.
"Hasil dari holding UMi Alhamdulillah menjangkau nasabah kredit 44 juta UMKM, dan 173 juta nasabah simpanan/tabungan," kata Sunarso.
Selain itu, BRI sebagai bank BUMN terus menunjukkan komitmennya dalam mendorong inklusi keuangan secara berkelanjutan dan terstruktur, salah satunya melalui AgenBRILink di mana hingga akhir Desember 2023 tercatat jumlahnya mencapai 741 ribu agen.
“BRI bertransformasi untuk selalu menerapkan strateginya yg inline dengan concern pembangunan ekonomi nasional yang tidak hanya sekedar tumbuh tapi juga merata,” jelas dia.