KATADATA ? Calon Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) telah mengerucut dua nama. Dua nama yang santer diberitakan adalah Deputi Pengendalian Perencanaan SKK Migas Aussie B. Gautama dan mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Amien Sunaryadi.
Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Sektor Migas Faisal Basri menyambut baik kedua nama tersebut. Menurut dia, pekan ini Kepala SKK Migas sudah bisa dipilih. "Saya rasa pekan ini diumumkan karena pembuatan Keputusan Presiden kan menunggu Presiden Joko Widodo," ujar Faisal di Jakarta Senin 17 November 2014.
Ketika ditanya mengenai sosok dua calon Kepala SKK Migas itu, Faisal mengakui dia tak mengenal baik dengan Aussie B. Gautama. Namun dia mengenal Amien Sunaryadi yang dinilai memiliki pendirian teguh dan tak mengenal kompromi. Amien juga dikenal perhatian dengan pembenahan sistem birokrasi.
Amien Sunaryadi adalah mantan wakil ketua KPK periode 2003-2007. Saat ini ia menjabat sebagai Senior Governance and Anti Corruption Officer di World Bank Indonesia.
Menurut website resmi KPK, sebelum menjabat sebagai Wakil Ketua KPK, Amien adalah mantan Kepala Sub Direktorat Pengawasan Khusus Kelancaran Pembangunan pada Deputi Bidang Pengawasan Khusus Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Pria kelahiran Malang, 23 Januari 1960 ini juga pernah menjabat sebagai manajer pada unit Dispute Analysis and Investigations PT PricewaterhouseCoopers FAS pada Oktober 2000-Juni 2003.
Sedangkan Aussie B. Gautama merupakan sosok yang malang melintang di industri migas. Aussie bergabung dengan SKK Migas sewaktu masih bernama BP Migas pada 2012 sebagai Tenaga Ahli Kepala BP Migas yang menangani Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) non-Pertamina. (Baca: Aussie Gautama Masuk Daftar Kandidat Kepala SKK Migas)
Sewaktu BP Migas dibubarkan dan kemudian dibentuk SKK Migas pada awal 2013, Aussie yang hobi mendaki gunung dan terjun payung ini, diangkat menjadi Deputi Pengendalian Perencanaan sampai sekarang.
Lulusan Teknik Geologi Institut Teknologi Bandung pada 1974 ini lama meniti karier di industri migas. Dia hampir 20 tahun bekerja di Total E&P Indonesie, perusahaan energi multinasional asal Prancis, dengan jabatan terakhir sebagai Vice President Geoscience and Reservoir.
Posisi Kepala SKK Migas kosong sejak ditinggalkan oleh Rudi Rubiandini yang ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam perkara suap. Untuk mengisi kekosongan itu, Johannes Widjanarko ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas hingga terpilih Kepala SKK Migas yang baru. (Baca: Tak Ada Calon Titipan untuk Kepala SKK Migas)