Kabar kejatuhan Silicon Valley Bank di AS membuat geger pasar keuangan global sepanjang pekan ini. Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri dan Ekonom DBS Bank Taimur Baig memastikan efeknya ke Indonesia akan minim.
Ekonom senior yang juga mantan Menteri Keuangan Chatib Basri melihat efek kejatuhan SVB ke negara-negara ASEAN relatif minim. Hal ini berkaca dari krisis keuangan hebat 2008 lalu, efeknya ke Indonesia dan sekitar lebih terlihat dari jalur perdagangan alih-alih dampaknya ke pasar keuangan.
"Dampaknya ke perbankan Indonesia, ke sektor asuransi maupun institusi keuangan non bank lainnya terkait apa yang terjadi di AS relatif kecil, jadi saya tidak terlalu khawatir," ujarnya dalam acara DBS Asian Insights Forum 2023 di Jakarta, Rabu (15/3).
Meski demikian, ia menyebut kondisi pasar keuangan negara-negara kawasan beragam. Singapura memiliki pasar keuangan yang jauh lebih maju dibandingkan negara lainnya, sehingga Chatib tidak bisa memastikan apakah efek yang dirasakan Indonesia juga sama kecilnya dengan Singapura. Namun, Chatib menilai keputusan regulator AS untuk memberikan jaminan terhadap dana deposan bisa kembali utuh telah membantu meredakan kekhawatiran pasar.
Senada, Kepala Ekonom DBS Bank Taimur Baig melihat pasar keuangan Indonesia memiliki sumber kekuatanmya sendiri dengan sistem perbankan yang solid. Ia juga menyebut exposure Indonesia terhadap pendaan eksternal relatif modest, begitu juga terkait risiko maturitas dan mata uang. Perbankan dalam negeri juga menurutnya memiliki penyangga modal yang cukup kuat.
"Dari sudut pandang OJK dan dari pandangan bank-bank besar, perbankan di Indonesia sudah teregulasi dengan baik dan sehat," kata Taimur ditemui di Hotel St Regis Jakarta.
Namun, menurutnya musibah di AS dengan kejatuhan beberapa bank sepekan terakhir tentu akan ada pengaruhnya ke dalam negeri. Pasalnya baik korporasi maupun pemerintah Indonesia memiliki exposure terhadap pendaan dari luar negeri. Sehingga volaitlitas pasar keuangan global maupun persoalan likduitas di tingkat internasional tentu akan ikut terasa ke dalam negeri. Tetapi ia menyebut efeknya memang tidak akan sebesar yang dirasakan langsung oleh Amerika.
Sebelumnya, regulator California resmi menutup dan mengambil alih SVB pada akhir pekan lalu. Kejatuhannya menjadi sorotan publik karena termasuk salah satu dari 20 bank terbesar di AS, dengan nilai aset sekitar US$ 209 miliar atau di posisi ke 16 dari sisi nilai aset.
Kejatuhan bank yang terkenal sebagai pemberi pendaan ke startup itu tidak lepas dari efek bank run alias nasabah ramai-ramai menarik dananya. Hal ini memaksa bank menjual murah aset obligasinya untuk memenuhi likuiditas.
Meski demikian, regulator telah memastikan nasabah kembali bisa menarik dananya mulai awal pekan ini. Lembaga penjamin simpanan AS (FDIC) akan menyelesaikan resolusi SVB dan memastikan semua dana deposan kembali.