BPS: Ekspor Lesu Bukti Berakhirnya Era Berkah Harga Komoditas

ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/foc.
Ilustrasi. Harga komoditas unggulan Indonesia, seperti batu bara yang melonjak mendorong kinerja ekspor pada tahun lalu.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
15/8/2023, 15.31 WIB

Badan Pusat Statistik menyebut, berkah yang diterima Indonesia dari kenaikan harga komoditas mulai berakhir, terlihat dari turunnya ekspor beberapa komoditas unggulan. Nilai ekspor pada Juli 2023 pun turun cukup dalam dibandingkan tahun lalu.

"Era windfall komoditas ini ternyata telah berlalu, terlihat dari harga komoditas ekspor unggulan seperti batu bara yang mengalami tren penurunan sepanjang 2023 dibandingkan tahun lalu," kata Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Selasa (15/8).

Penurunan harga komoditas berpengaruh terhadap kinerja ekspor Indonesia. Ia mencontohkan harga batu bara yang jeblok tahun ini menyebabkan ekspor batu bara turun dalam beberapa bulan terakhir.

Nilai ekspor batu bara pada Juli sebesar US$ 2,55 miliar, turun 46% dibandingkan tahun lalu. Selama tujuh bulan terakhir, ekspor batu bara mencatatkan penurunan selama enam bulan sementara hanya pada Maret saja nilai ekspor batu bara bisa tumbuh positif secara bulanan. Penurunan ini seiring harga batu bara pada bulan lalu yang sudah turun 65% dibandingkan tahun lalu.

Bukan hanya batu bara, ekspor andalan lainnya yang turun yakni minyak kelapa sawit. Nilai ekspor komoditas tersebut tercatat US$ 2,28 miliar pada Juli, turun 19% dibandingkan tahun lalu. Harga minyak kelapa sawit juga turun 16,9% setahun terakhir.

Selain dua komoditas itu, harga beberapa komoditas lainnya juga turun. Harga nikel turun 1,8%, gas alam 65%, hingga minyak mentah turun 25%.

Seiring penurunan sejumlah harga komoditas tersebut, kinerja ekspor Indonesia pun tidak setinggi tahun lalu. Nilai ekspor Indonesia pada Juli sebesar US$ 20,88 miliar, turun 18% dibandingkan tahun lalu. 

Penurunan ekspor terutama untuk komoditas nonmigas yang anjlok 19%. Penurunan terdalam terutama terjadi pada ekspor komoditas pertambangan dan lainnya di tengah menurunnya sejumlah komoditas. Ekspor industri pengolahan juga cukup besar meski tidak mencapai dua digit, sedangkan ekspor pertanian turun 3%.

Ekspor Indonesia turun di beberapa negara mitra dagang utama. Ekspor ke Cina turun 2% dibandingkan tahun lalu, demikian pula dengan ekspor ke Amerika Serikat dan India yang turun 19%.

Adapun nilai ekspor Indonesia secara kumulatif selama tujuh bulan terakhir tercatat sebesar US$ 149,5 miliar, turun 10,3% dibandingkan tahun lalu. Penurunan tersebut terutama berasal dari komoditas non migas sebesar 10,8% sementara ekspor migas hanya turun 2%.

Reporter: Abdul Azis Said