Banyak perusahaan menerapkan sistem kerja dari rumah atau work from home untuk menekan penyebaran virus corona. Tapi tak sedikit pekerja yang masih melaksanakan tugasnya di luar rumah. Satu di antar mereka yakni tim medis.
Para petugas kesehatan itu menjadi garda terdepan dalam menangani pasien Covid-19. Sebagian dari mereka juga merupakan tulang punggung bagi keluarganya. Tanggung jawab moral dan biaya kehidupan menjadi alasan utama mereka menghadapi risiko tinggi akan keselamatannya.
Willy Maulana, 20, misalnya, bersma staf Palang Merah Indonesia (PMI) lainnya bertugas untuk menyediakan gudang logistik penanganan Covid-19. Dia juga bertugas menyemprotkan disinfektan di beberapa wilayah DKI Jakarta. Baginya ini merupakan tugas kemanusiaan.
(Baca: Jakarta Darurat Corona, Bantuan untuk Tenaga Medis Terus Berdatangan)
Begitu juga di beberapa profesi lain. Nurjanah, 40, sehari-hari tetap bekerja sebagai sopir taksi. Sebab, tanpa mengoperasikan kendaraanya, perempuan kelahiran Jakarta ini tidak bisa mendapatkan uang untuk menafkahi dua orang anaknya.
“Sistem di sini bagi hasil. Kalau tidak dapat penumpang, saya harus tetap isi bensin, full lagi” kata Nurjanah. “Tapi sudah banyak warga Jakarta bekerja dari rumah, orderan penumpang pun semakin sepi.”
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Petugas PMI Jakarta Pusat menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sebelum melakukan penyemprotan disinfektan di dalam Masjid Istiqlal.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Muhammad Yusuf (32), pedagang asal Sukabumi yang berjualan di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur yang harus tetap berjualan guna menafkahi keluarga di kampung halaman.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Nurjanah (38), Ibu dua orang anak yang bekerja sehari-hari sebagai supir taxi yang tetap mengaspal di jalanan ibu kota untuk menafkahi keluarga dirumah. Adanya pandemi ini penghasilan Nurjanah terus merosot tidak seperti biasanya.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Aan Wahyudi (47), bekerja sebagai driver ojek online yang terus mengaspal demi menafkahi keluarga dirumah di tengah pandemi.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Dani (52), seorang driver bajaj yang sehari-hari mangkal di Pasar Tanah Abang mengeluhkan penghasilannya karena sepinya penumpang akibat penutupan pasar tersebut.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Fauzi (34), bekerja sebagai petugas keamanan stasiun dan kawasan kendal tetap bekerja karena merupakan tanggung jawabnya menjaga keamanan.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Renaldi (20), merupakan petugas kebersihan Stasiun MRT yang harus tetap menjaga kebersiahan ditengah pendemi.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Nuryanto (50), petugas PPSU Jakarta Pusat kelurahan Senayan harus tetap bekerja membersihkan jalan-jalan ibu kota.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Willy Maulana (23), merupakan salah satu petugas dari Palang Merah Indonesia (PMI) yang tengah menyiapkan gudang logistik bagi penanganan virus Covid-19 di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Thoudy Badai (25), pewarta foto di salah satu media nasional tetap bekerja meliput peristiwa di Jakarta dengan menggunakan masker dan kacamata salah satu antisipasi penyebaran virus Covid-19.