Tangan-tangan paruh baya itu begitu cekatan memilah tumpukan biji kopi Arabica dan Robusta diatas meja panjang. Memisahkan antara biji kopi yang baik dan rusak merupakan pekerjaan yang menuntut ketelitian, jika tidak, salah-salah biji kopi yang rusak akan tercampur dengan yang kualitas baik.
Adalah di Dataran Tinggi Gayo, Aceh Tengah, salah satu kopi terbaik dunia dihasilkan. Di daerah ini kopi ditanam dengan cara organik tanpa bahan kimia sehingga kopi ini juga dikenal sebagai kopi hijau (kopi ramah lingkungan). Kopi Gayo juga disebut-sebut sebagai kopi organik terbaik di dunia.
Kopi Gayo merupakan salah satu komoditi unggulan yang berasal dari Dataran Tinggi Gayo. Perkebunan Kopi yang telah dikembangkan sejak tahun 1908 ini tumbuh subur di Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah. Kedua daerah yang berada di ketinggian 1200 m dari permukaan laut tersebut memiliki perkebunan kopi terluas di Indonesia yaitu dengan luas sekitar 81.000 ha. Masing-masing 42.000 ha berada di Kabupaten Bener Meriah dan selebihnya 39.000 ha di Kabupaten Aceh Tengah.
Kopi Gayo telah menjadi salah satu sumber devisa bagi Indonesia. Sekitar 99,2% ekspor komoditi kopi dari Dataran Tinggi Gayo, Aceh Tengah, dikirim ke Amerika Serikat (AS). Total ekspor kopi Gayo yang dikirim dari Januari sampai Juni 2014 mencapai 3.365,6 ton sehingga berhasil memasok devisa sebanyak US $ 12,9 juta.
Dari data Surat Persetujuan Ekspor Kopi (SPEK) yang diterbitkan Pemda Aceh Tengah menunjukkan bahwa total ekspor kopi Gayo dalam semester pertama 2014 mencapai 3.391,2 ton yang nilai ekspornya mencapai US$ 13,8 juta. Menariknya, dari 3.391,2 ton ekspor kopi Gayo, ternyata 3.365,6 ton atau 99,2% diekspor ke Amerika Serikat. Sementara nilai ekspor kopi Gayo ke Amerika Serikat mencapai angka US$ 12,9 juta.
Gayo adalah nama Suku Asli yang mendiami daerah ini. Mayoritas masyarakat Gayo berprofesi sebagai Petani Kopi. Varietas Arabica mendominasi jenis kopi yang dikembangkan oleh para petani Kopi Gayo. Produksi Kopi Arabica yang dihasilkan dari Tanah Gayo merupakan yang terbesar di Asia.
Foto & Teks: KATADATA | Donang Wahyu