Di tengah pandemi Covid-19, olahraga, khususnya bersepeda, menjadi salah satu alternatif yang digemari masyarakat untuk meningkatkan imunitas. Pelaku UMKM sepeda Yudi Yudiantara pun mulai mengembangkan kreasi dengan membuat sepeda lipat tiga yang mirip merek buatan Inggris, Brompton.
Menurut Yudi, satu purwarupa sepedanya berhasil diselesaikan pada akhir 2019 dan banyak diminati oleh komunitas sepeda. Dari ruangan garasi mobil berukuran 5 x 10 meter, akhirnya Yudi berhasil menciptakan sepeda lipat tiga Kreuz pada April 2020.
Meskipun sebagian orang menyebut Kreuz sebagai Brompton "made in" Bandung, menurut Yudi, sepeda yang dibuatnya memiliki sejumlah perbedaan. Misalnya, ukuran ban 16 inci, frame bagian atas lebih rendah dan bahan baku kerangka sepeda menggunakan chromoly atau campuran chromium dan molybdenum.
Penamaan Kreuz untuk sepeda lipat tiga ini diambil dari bahasa Jerman yang memiliki arti melintas dan dalam bahasa Sunda menjadi "kareueus" yang artinya kebanggaan. Kreuz juga bisa diartikan sebagai kreasi orang sunda.
Sepeda lipat ini bukanlah hasil produksi pabrik besar, melainkan UMKM sepeda rumahan yang pembuatannya mengandalkan keterampilan tangan atau handmade. Dalam pengarapannya, Yudi melibatkan para pemuda yang terdampak pandemi yang memiliki kemampuan serta keuletan bekerja.
Berbagai komponen yang digunakan pada pembuatan sepeda Kreuz merupakan hasil kolaborasi dan kerja sama dengan beberapa pelaku UMKM di Bandung, Jawa Barat dan Jawa Timur. Hal ini selaras dengan tujuan Kreuz yakni agar bermanfaat bagi orang banyak.
Hingga saat ini, pesanan sepeda Kreuz mencapai 400 – 600 unit. P ara peminat harus menunggu atau inden hingga pertengahan 2021. Agar memenuhi pesanan pelanggan tepat waktu, Kreuz menargetkan mampu memproduksi 100 – 150 unit sepeda per bulan. Seiring berjalannya waktu, Kreuz Indonesia juga berkolaborasi dengan vendor untuk membuat bagian kerangka sepeda di pabrik guna mempercepat pengerjaan pesanan yang terlampau banyak.
Kreuz mematok harga kerangka sepeda atau main frame sekitar Rp 3,5 juta. Sementara itu biaya untuk membangun sepeda lengkap per unitnya Rp 15 juta atau lebih, menyesuaikan permintaan aneka komponen para pemesan. Kreuz telah memiliki kandungan komponen lokal sekitar 70 persen.
Kini, produsen sepeda lipat Kreuz sudah meraih hasil pengujian Standar Nasional Indonesia (SNI) dan masih menunggu hasil pengujian lainnya yang dibantu Kementerian Perindustrian. Hal ini penting untuk memastikan standardisasi, keandalan, kelayakan dan kualitas sepeda lipat buatan anak bangsa Indonesia ini.