Lantunan lafaz Alquran terdengar merdu di Jalan Raya Puspitek, Serpong, Tangerang Selatan. Tepat di pintu masuk terpampang sebuah papan “Yayasan Raudlatul Makfufin”.
Raudlatul Makfufin, berarti taman tunanetra, merupakan yayasan yang berdiri sejak 1983. Di sana tempat bagi mereka yang memiliki keterbatasan penglihatan untuk menimba ilmu agama.
Pelajaran utama di yayasan ini yakni membaca Alquran. Untuk itu disediakan Alquran Braille. Kegiatan lain yang sangat bermanfaat adalah penyusunan dan produksi Alquran Braille, yang dimulai pada 1996.
Adapun pencetakannya baru dimulai pada 2000. Distribusi Alquran Braille produksi Yayasan Raudlatul Makfufin sampai ke luar negeri, antara lain Turki, Thailand, dan Afrika Selatan. Alquran Braille yang sudah dicetak itu juga diberikan secara gratis.
“Tiada Mata Tak Hilang Cahaya” ini adalah slogan yang melekat bagi santri dan penghuni Yayasan Raudlatul Makfufin . Keterbatasan bukan halangan untuk belajar dan mengabdi kepada Tuhan.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Sejumlah santri tunanetra bersiap menunaikan ibadah shalat ashar di Pesantren Raudlatul Makfufin, Serpong, Tangerang Selatan.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Seorang santri tunanetra menyusuri lorong di Pesantren Raudlatul Makfufin, Serpong, Tangerang Selatan.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Sejumlah santri tunanetra belajar menulis huruf Braille di Pesantren Raudlatul Makfufin, Serpong, Tangerang Selatan.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Sejumlah santri tunanetra membaca Al-quran Braille di Pesantren Raudlatul Makfufin, Serpong, Tangerang Selatan.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Santri tunanetra membaca Al-quran Braille di Pesantren Raudlatul Makfufin, Serpong, Tangerang Selatan.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Sejumlah santri tunanetra saling membantu menyusuri lorong di Pesantren Raudlatul Makfufin, Serpong, Tangerang Selatan.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Sejumlah santri tunanetra berjalan menuju Pesantren Raudlatul Makfufin, Serpong, Tangerang Selatan.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Kumpulan Al-quran Braille di Pesantren Raudlatul Makfufin, Serpong, Tangerang Selatan.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Sejumlah tongkat bantu untuk berjalan tergantung di Pesantren Raudlatul Makfufin, Serpong, Tangerang Selatan.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Sejumlah santri tunanetra berjalan menuju Pesantren Raudlatul Makfufin, Serpong, Tangerang Selatan.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Sejumlah santri tunanetra membaca Al-quran Braille di Pesantren Raudlatul Makfufin, Serpong, Tangerang Selatan.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Sejumlah santri tunanetra membaca Al-quran Braille di Pesantren Raudlatul Makfufin, Serpong, Tangerang Selatan.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Santri tunanetra menggendong anaknya di Pesantren Raudlatul Makfufin, Serpong, Tangerang Selatan.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Santri tunanetra mendengarkan murottal dikamar asrama Pesantren Raudlatul Makfufin, Serpong, Tangerang Selatan.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Sejumlah santri tunanetra menunaikan ibadah shalat ashar di Pesantren Raudlatul Makfufin, Serpong, Tangerang Selatan.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Proses produksi Al-quran Braille di Pesantren Raudlatul Makfufin, Serpong, Tangerang Selatan.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Seorang santri tunanetra di Pesantren Raudlatul Makfufin, Serpong, Tangerang Selatan.