Sumatera Barat (Sumbar) menjadi salah satu provinsi di Sumatera yang dilanda bencana alam banjir bandang dan tanah longsor pada akhir bulan November lalu.
Peristiwa yang disebabkan oleh cuaca ekstrem dalam beberapa hari terakhir ini meyebabkan kerusakan yang cukup parah, baik dari pemukiman warga maupun fasilitas umum, bahkan menelan ratusan korban jiwa.
Lubuk Minturun merupakan salah satu wilayah yang tterkena banjir bandang atau galodo yang melanda kawasan itu pada Kamis (27/11). Banjir tersebut dipicu oleh meluapnya Sungai Batang Kuranji yang mengalir ke kawasan Lubuk Minturun.
Derasnya aliran air dengan material batu besar dan gelondongan kayu yang ikut terbawa hingga menyebabkan bendungan jebol dan mengubah arah aliran sehingga menghantam permukiman warga di Kampung Apa.
Camat Koto Tangah Fizlan Setiawan saat ditemui Katadata.co.id pada Jumat (5/12) melaporkan, sebanyak 18 rumah hilang tersapu arus galodo dan delapan orang warga ditemukan meninggal dunia.
Nagari Salareh Aia, Palembayan, Agam, Sumbar menjadi wilayah yang turut tersapu banjir bandang. Pantauan Katadata.co.id sejumlah rumah warga nampak sudah tak terbentuk. Dinding retak, tiang miring dan atap yang seolah tinggal menunggu waktu untuk ambruk.
Banjir besar bercampur material batu, pasir dan tanah telah menyapu benda apa saja yang berada di jalur banjir dan membuat satu kampung hilang. “Dulu ini pemukiman warga. Ramai. Tapi sudah disapu galodo,” kata seorang polisi yang bertugas saat temui tim Katadata.co.id di lokasi, Sabtu (6/12).
Di sisi kanan dan kiri jalan kini telah diselimuti lumpur tebal. Sebagian rumah warga tenggelam hingga setengah badan dan membuat tim gabungan berjibaku dalam melakukan pencarian korban pada hari itu. Selama enam jam pencarian, tim berhasil mendapatkan lima jenazah dan membuat jumlah korban meninggal bertambah menjadi 122 orang.
Sementara itu di kawasan Lembah Anai, Sumatra Barat, akses warga dari arah kota Padang terputus total karena banjir bandang dan longsor yang menerjang jalan nasional itu pada Kamis (27/11).
Sudah sepuluh hari jalan penghubung Kota Padang dengan Padang Panjang, Bukittinggi dan bahkan ke kota lain di luar provinsi seperti Pekanbaru di Riau dan Medan di Sumatera Utara itu tak bisa dilalui.
Saat tim Katadata.co.id tiba di lokasi pada Minggu (7/12) puluhan pekerja terlihat sibuk melakukan pemulihan akses jalan itu. Dengan menggunakan alat berat, mereka berjibaku mengangkat material batu, pasir dan tanah yang menutupi badan jalan.
Hujan yang masih sering turun dengan intensitas sedang hingga tinggi membuat pekerjaan menjadi lebih berat. Ditambah lagi para pekerja harus berhati-hati dan waspada dengan potensi longsor dari tebing di sepanjang pinggir jalan.
Selain kerusakan fasilitas umum, bencana banjir bandang yang melanda Provinsi Sumatera Barat juga menyebabkan material gelondongan kayu ikut terbawa aliran air dan menumpuk di bibir Pantai Parkit, Padang, Sumatera Barat.
Pantauan Katadata.co.id, sebagian kayu itu berbentuk potongan rapih, sedangakan sebagian lainnya utuh dengan akar. Kayu-kayu tersebut diduga berasal dari Kawasan Bukit Barisan, Lubuk Minturun.
Petugas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) pun secara gotong-royong membersihkan tumpukan kayu itu. Seorang petugas, Ismaijon, mengatakan kegiatan ini telah berlangsung selama lebih dari 10 hari. Selain pembersihan, petugas DLH juga mengambil sampel kayu untuk diperiksa oleh pihak berwenang.
Katadata/Wahyu Dwi Jayanto
Salah satu rumah warga yang rusak akibat banjir bandang di Kampung Apa, Kecamatan Koto Tangah, Padang, Sumatera Barat, Jumat (5/12/2025). Derasnya aliran air dengan material gelondongan kayu dan batu besar yang ikut terbawa hingga menyebabkan bendungan jebol saat banjir bandang melanda kawasan tersebut pada Kamis (27/11) mengakibatkan delapan orang meninggal dunia dan 18 rumah hilang tersapu air.
Katadata/Wahyu Dwi Jayanto
Kondisi rumah warga yang rusak akibat banjir bandang di Kampung Apa, Kecamatan Koto Tangah, Padang, Sumatera Barat, Jumat (5/12/2025). Derasnya aliran air dengan material gelondongan kayu dan batu besar yang ikut terbawa hingga menyebabkan bendungan jebol saat banjir bandang melanda kawasan tersebut pada Kamis (27/11) mengakibatkan delapan orang meninggal dunia dan 18 rumah hilang tersapu air.
Katadata/Wahyu Dwi Jayanto
Gelondongan kayu yang terseret banjir bandang di Kampung Apa, Kecamatan Koto Tangah, Padang, Sumatera Barat, Jumat (5/12/2025). Derasnya aliran air dengan material gelondongan kayu dan batu besar yang ikut terbawa hingga menyebabkan bendungan jebol saat banjir bandang melanda kawasan tersebut pada Kamis (27/11) mengakibatkan delapan orang meninggal dunia dan 18 rumah hilang tersapu air.
Katadata/Wahyu Dwi Jayanto
Kondisi rumah warga yang rusak akibat banjir bandang di Kampung Apa, Kecamatan Koto Tangah, Padang, Sumatera Barat, Jumat (5/12/2025). Derasnya aliran air dengan material gelondongan kayu dan batu besar yang ikut terbawa hingga menyebabkan bendungan jebol saat banjir bandang melanda kawasan tersebut pada Kamis (27/11) mengakibatkan delapan orang meninggal dunia dan 18 rumah hilang tersapu air.
Katadata/Wahyu Dwi Jayanto
Warga melihat kondisi rumahnya yang rusak akibat banjir bandang di Kampung Apa, Kecamatan Koto Tangah, Padang, Sumatera Barat, Jumat (5/12/2025). Derasnya aliran air dengan material gelondongan kayu dan batu besar yang ikut terbawa hingga menyebabkan bendungan jebol saat banjir bandang melanda kawasan tersebut pada Kamis (27/11) mengakibatkan delapan orang meninggal dunia dan 18 rumah hilang tersapu air.
Katadata/Wahyu Dwi Jayanto
Seorang warga memperhatikan sungai setelah terjadinya banjir bandang di Kampung Apa, Kecamatan Koto Tangah, Padang, Sumatera Barat, Jumat (5/12/2025). Derasnya aliran air dengan material gelondongan kayu dan batu besar yang ikut terbawa hingga menyebabkan bendungan jebol saat banjir bandang melanda kawasan tersebut pada Kamis (27/11) mengakibatkan delapan orang meninggal dunia dan 18 rumah hilang tersapu air.
Katadata/Wahyu Dwi Jayanto
Foto udara sungai yang melebar setelah banjir bandang di Kampung Apa, Kecamatan Koto Tangah, Padang, Sumatera Barat, Jumat (5/12/2025). Derasnya aliran air dengan material gelondongan kayu dan batu besar yang ikut terbawa hingga menyebabkan bendungan jebol saat banjir bandang melanda kawasan tersebut pada Kamis (27/11) mengakibatkan delapan orang meninggal dunia dan 18 rumah hilang tersapu air.
Katadata/Wahyu Dwi Jayanto
Foto udara pemukiman warga yang rusak akibat banjir bandang di Salareh Aia, Palembayan, Sumatera Barat, Sabtu (6/12/2025). Banjir bandang yang menerjang kawasan itu pada Kamis (27/11) menyebabkan rumah warga rusak dan 122 orang meninggal dunia.
Katadata/Wahyu Dwi Jayanto
Foto udara pemukiman warga yang rusak akibat banjir bandang di Salareh Aia, Palembayan, Sumatera Barat, Sabtu (6/12/2025). Banjir bandang yang menerjang kawasan itu pada Kamis (27/11) menyebabkan rumah warga rusak dan 122 orang meninggal dunia.
Katadata/Wahyu Dwi Jayanto
Foto udara sejumlah kendaraan melintas di dekat rumah warga yang rusak setelah terjadinya banjir bandang di Salareh Aia, Palembayan, Sumatera Barat, Sabtu (6/12/2025). Banjir bandang yang menerjang kawasan itu pada Kamis (27/11) menyebabkan rumah warga rusak dan 122 orang meninggal dunia.
Katadata/Wahyu Dwi Jayanto
Personel Kepolisian bersama Basarnas menemukan jenazah korban banjir bandang di Salareh Aia, Palembayan, Sumatera Barat, Sabtu (6/12/2025). Banjir bandang yang menerjang kawasan itu pada Kamis (27/11) menyebabkan rumah warga rusak dan 122 orang meninggal dunia.
Katadata/Wahyu Dwi Jayanto
Foto udara pemukiman warga yang rusak setelah diterjang banjir bandang dan tanah longsor di Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Minggu (7/12/2025). Sebanyak tiga dusun atau jorong di wilayah tersebut masih terisolir karena terputusnya akses jalan sehingga membuat distribusi logistik terhambat.
Katadata/Wahyu Dwi Jayanto
Petugas kepolisian bersama relawan melakukan pencarian korban banjir bandang dan tanah longsor di Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Minggu (7/12/2025). Sebanyak tiga dusun atau jorong di wilayah tersebut masih terisolir karena terputusnya akses jalan sehingga membuat distribusi logistik terhambat.
Katadata/Wahyu Dwi Jayanto
Petugas menggunakan alat berat untuk membersihkan lumpur sisa banjir bandang dan tanah longsor di Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Minggu (7/12/2025). Sebanyak tiga dusun atau jorong di wilayah tersebut masih terisolir karena terputusnya akses jalan sehingga membuat distribusi logistik terhambat.
Katadata/Wahyu Dwi Jayanto
Warga melihat kondisi rumahnya yang rusak akibat diterjang banjir bandang dan tanah longsor di Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Minggu (7/12/2025). Sebanyak tiga dusun atau jorong di wilayah tersebut masih terisolir karena terputusnya akses jalan sehingga membuat distribusi logistik terhambat.
Katadata/Wahyu Dwi Jayanto
Warga melihat kondisi rumahnya yang rusak akibat diterjang banjir bandang dan tanah longsor di Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Minggu (7/12/2025). Sebanyak tiga dusun atau jorong di wilayah tersebut masih terisolir karena terputusnya akses jalan sehingga membuat distribusi logistik terhambat.
Katadata/Wahyu Dwi Jayanto
Warga melihat kondisi rumahnya yang rusak akibat diterjang banjir bandang dan tanah longsor di Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Minggu (7/12/2025). Sebanyak tiga dusun atau jorong di wilayah tersebut masih terisolir karena terputusnya akses jalan sehingga membuat distribusi logistik terhambat.
Katadata/Wahyu Dwi Jayanto
Foto udara pemukiman warga yang rusak akibat diterjang banjir bandang dan tanah longsor di Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Minggu (7/12/2025). Sebanyak tiga dusun atau jorong di wilayah tersebut masih terisolir karena terputusnya akses jalan sehingga membuat distribusi logistik terhambat.
Katadata/Wahyu Dwi Jayanto
Foto udara jalan yang rusak akibat banjir bandang di Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Minggu (7/12/2025). Sebanyak tiga dusun atau jorong di wilayah tersebut masih terisolir karena terputusnya akses jalan sehingga membuat distribusi logistik terhambat.
Katadata/Wahyu Dwi Jayanto
Warga melintasi sungai dengan jembatan darurat yang dibuat usai jembatan permanen diterjang banjir bandang di Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Minggu (7/12/2025). Sebanyak tiga dusun atau jorong di wilayah tersebut masih terisolir karena terputusnya akses jalan sehingga membuat distribusi logistik terhambat.
Katadata/Wahyu Dwi Jayanto
Puluhan alat berat bekerja membersihkan sisa longsor pemulihan akses jalan nasional di Lembah Anai, Sumatera Barat, Minggu (7/12/2025). Banjir bandang dan longsor yang menerjang jalan nasional itu pada Kamis (27/11) membuat akses jalan dari arah kota Padang terputus total.
Katadata/Wahyu Dwi Jayanto
Petugas Dinas Lingkungan Hidup membersihkan kayu sisa banjir bandang di bibir Pantai Parkit, Padang Sumatera Barat, Senin (8/12/2025). Selain mengumpulkan material kayu tersebut, petugas DLH juga mengambil sampel kayu untuk diperiksa oleh pihak berwenang.
Katadata/Wahyu Dwi Jayanto
Petugas Dinas Lingkungan Hidup membersihkan kayu sisa banjir bandang di bibir Pantai Parkit, Padang Sumatera Barat, Senin (8/12/2025). Selain mengumpulkan material kayu tersebut, petugas DLH juga mengambil sampel kayu untuk diperiksa oleh pihak berwenang.
Katadata/Wahyu Dwi Jayanto
Petugas Dinas Lingkungan Hidup membersihkan kayu sisa banjir bandang di bibir Pantai Parkit, Padang Sumatera Barat, Senin (8/12/2025). Selain mengumpulkan material kayu tersebut, petugas DLH juga mengambil sampel kayu untuk diperiksa oleh pihak berwenang.