Dirjen Imigrasi Silmy Karim: Tren Visa untuk Investasi Naik Tajam

Katadata/Ilustrasi: Joshua Siringo-Ringo
Direktur Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM Silmy Karim
Editor: Sorta Tobing
30/5/2023, 17.05 WIB

Awal Februari 2023, Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia meluncurkan layanan visa kunjungan pra-investasi. Visa ini memudahkan investor mancanegara dalam mengkaji potensi Indonesia, sebelum menanamkan modalnya.

“Dengan beragam visa, harapannya dapat mempermudah investor untuk menanam modal di Indonesia,” ujar Direktur Jenderal Imigrasi Silmy Karim, dalam wawancara khususnya bersama Katadata.co.id, Selasa (9/5). 

Mantan bos Krakatau Steel itu juga menyebut akan ada golden visa. Visa ini akan memberi kemudahan pula untuk para investor. Namun, tentu saja, ada sejumlah syarat untuk mendapatkannya.

Selain berinovasi dengan produk, Silmy juga melakukan pembenahan internal. Baru sekitar tiga bulan menjabat, ia berupaya membangun sistem organisasi yang lebih modern. Harapannya, pelayanan di Imigrasi menjadi lebih baik.

Berikut wawancaranya lengkapnya:

Direktur Jenderal Imigrasi Silmy Karim (Muhammad Zaenuddin|Katadata)

Apakah jumlah pemohon paspor sudah kembali normal, seperti sebelum pandemi?

Pada 2019, rata-rata pemohon paspor sebanyak 250 ribu per bulan di seluruh Indonesia. Artinya, setiap tahun terlayani sekitar 3 juta paspor. 

Saat ini, sejak Januari 2023, jumlah pemohon paspor mencapai  450 ribu per bulan. Jadi bukan sistemnya yang bermasalah, tetapi memang pemohonnya yang banyak. 

Berarti ada penambahan kapasitas pelayanan?

Ini memang perlu proses. Sejauh ini saya buka pelayanan Sabtu dan Minggu. Lalu, ada pelayanan di mal. Nanti ada juga pelayanan Sabtu-Minggu di mal. Pelayanan di Jakarta Pusat ditambah, kemudian di Tangerang, dan beberapa tempat lainnya. 

Kenapa pelayanan pembuatan paspor dibuat berbeda, ada reguler dan percepatan?

Di Uni Emirat Arab ada same day service, ada traditional. Nah, membandingkannya dengan negara-negara maju. Di Jerman dan Perancis memerlukan waktu tiga sampai enam minggu untuk mendapatkan paspor. 

Di Indonesia, butuh tiga hari untuk paspor biasa. Pelayanan satu hari selesai Rp 1 juta. Terus kemudian pertanyaannya, kalau bisa cepat kenapa mesti lambat? Ya kan kita harus melihat kapasitas produksinya. 

Bagaimana dengan pelayanan untuk warga negara asing?

Ada visa on a arrival dan visa pra-investasi saya keluarkan. Kenapa? Orang kalau mau investasi pasti lihat-lihat dulu. Kalau dia harus mendapatkan visa investasi, kemudian mengurus ke Kementerian Investasi, repot duluan. 

Jadi, saya kasih dulu visanya pra-investasi enam bulan. Dia bisa lihat-lihat dulu, ketemu notaris dulu, bikin penanaman modal asing (PMA), bikin perusahaan, buka rekening, site visit, dan lainnya. Ketika dia sudah investasi, nanti tinggal lapor. Kami kasih visa investasinya. 

Visa pra-investasi sudah ada aturannya?

Sedang menunggu aturan mainnya. Memang itu butuh waktu, di luar kendali saya.

Bagaimana respon terhadap visa pra-investasi?

Belum signifikan karena promosinya belum maksimal. Kami sedang matangkan dulu. Saya tidak mau institusi Imigrasi terkaget-kaget. Transformasi produk nantinya akan semakin banyak. Bahkan, saya sedang mengkaji permohonan visa luar negeri melalui media sosial.

Permohonan visa melalui media sosial?

Ada-lah, nanti tunggu saja. Bukan media sosial sih tapi platform komunikasi yang lazim dipakai masyarakat di Indonesia. Nanti ada menu-menunya dis itu. Kami ada satu area percontohannya di Bandara Soekarno-Hatta. Baru launching, pelayanan live chat menggunakan AI (kecerdasan buatan/artificial intelligence).

Penerbitan paspor Imigrasi Pemalang (ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra/tom.)

Tren investasi pasca peluncuran visa pra-investasi apakah meningkat?

Trennya masih belum kelihatan, belum satu tahun. Masa evaluasinya belum cukup. Tapi dari kedatangan yang visa kunjungan saja itu naik signifikan, sekitar 100%. 

Kunjungan warga negara asing ke Bali bahkan sama dengan ketika sebelum pandemi. Hanya Jakarta yang belum. Tapi saya melihat trennya meningkat tajam. 

Negara mana yang banyak mengajukan visa untuk investasi?

Kebanyakan dari Korea, Cina, dan Jepang. Negara-negara yang gigih berinvestasi di Indonesia akhir-akhir ini. 

Layanan imigrasi masuk desa (ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/rwa.)

Ada program lain yang Anda siapkan untuk mendukung investasi domestik?

Kami sudah menyiapkan golden visa untuk perorangan dan perusahaan asing. Kami bisa berikan ini sampai 10 tahun sehingga tidak repot mengurus visa lagi. Lalu, izin tinggalnya juga bisa langsung 10 tahun. 

Ada perbedaan visa investasi dengan visa golden?

Kalau golden harus ada minimum investasinya. Perusahaan harus menyiapkan sekian juta dolar Amerika Serikat, sedangkan perusahaan sekian ratus ribu dolar AS. Uangnya bisa diinvestasikan di instrumen dalam negeri. 

Kalau visa investasi izin tinggalnya satu tahun. Kemudian visa pra-investasi hanya enam bulan. 

Berapa minimum investasi golden visa?

Informasinya belum siap. Nanti diputuskan bersama. Tapi kami sudah bandingkan di negara lain, bahkan pakai konsultan paling top dunia. 

Terakhir, tiga bulan Anda menjabat sebagai Dirjen Imigrasi, ada upaya membenahinya menjadi lebih baik?

Kita harus percaya, satu organisasi dapat menjadi lebih baik karena sumber daya manusia dan sistem. SDM harus dilakukan pembinaan, ada reward and punishment, jenjang karier, kepercayaan, dan pembinaan karier yang baik. Ini semua biasa di sektor swasta dan BUMN.

Saya sedang bangun itu yang lazim di dalam organisasi modern. Dengan begitu, orang melakukan sesuatu dengan semangat untuk kebaikan organisasi dan diri sendiri. 

Yang lainnya?

Sistem digitalisasi. Semakin digital organisasinya, semakin kecil faktor penyimpangan. Dari sisi lain, produknya. Semakin banyak produk, maka otomatis pelayanan semakin baik, tidak abu-abu, dan sempit terjadi penyimpangan.