Menteri BUMN Erick Thohir memiliki strategi khusus dalam mengatasi kelangkaan dan melonjaknya harga minyak goreng. Erick meminta BUMN untuk menjadi produsen minyak goreng.
Dan, tidak main-main, BUMN penghasil minyak goreng itu nantinya, kata dia, sudah harus menjadi penguasa pasar minyak goreng pada 2026.
"2026 minyak goreng sudah akan dikuasai BUMN, sehingga BUMN juga jadi penentu harga," kata Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga kepada wartawan di Jakarta Rabu 24 Agustus 2022.
Dengan menguasai pasar minyak goreng, kata Arya Sinulingga, maka pemerintah bisa mengendalikan fluktuasi harga minyak goreng di tengah masyarakat. Dengan begitu diharapkan, tidak terjadi lagi kelangkaan minyak goreng yang kemudian diikuti oleh harga yang melangit.
Lebih jauh Arya Sinulingga menjelaskan, sebagai langkah awal menuju 2026 itu, maka Holding Perkebunan Nusantara atau PTPN III telah membentuk Palm Co. Ini sebuah subholding yang fokus pada pengelolaan kelapa sawit secara nasional.
Palm Co ini nantinya akan mengintegrasikan industri kelapa sawit dari hulu ke hilir.
"Proses ini akan menjadikan PTPN III sebagai perkebunan kelapa sawit terbesar di dunia dengan target luas areal sebesar 706.000 ha pada 2026," tutur Arya Sinulingga.
Harapan Erick, Palm Co juga akan mampu menghasilkan 1,8 juta ton olein per tahun dan 433.000-ton biodiesel per tahun. Olein yang dihasilkan diharapkan akan memenuhi kurang lebih 30 persen dari konsumsi minyak goreng domestik.
"Jadi kita sekarang sudah bikin subholding Palm Co. Kita mau ekspansi pabrik dan sebagainya. Kita ingin 2026 minyak goreng sudah dipasok BUMN, sehingga harga bisa dikelola oleh BUMN," tegas Arya, dikutip dari situs berita idxchannel.
(Tim Riset Katadata)