Sejak menjadi orang nomor satu di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir menjalankan program transformasi BUMN agar BUMN bisa berkontribusi besar terhadap pembangunan Indonesia.
Menteri BUMN Erick Thohir melakukan penyederhanaan perusahaan-perusahaan BUMN melalui pembentukan holding agar kinerja BUMN menjadi lebih baik dan sehat. Perusahaan-perusahaan yang sakit dilebur ke dalam holding atau ditutup agar tidak menjadi beban negara.
Upaya lainnya adalah membersihkan oknum-oknum yang merugikan seperti di Jiwasraya, Asabri dan Garuda Indonesia.
Melalui upaya tersebut, laba BUMN berhasil ditingkatkan dari Rp 13 triliun pada 2020 menjadi Rp 124 triliun pada 2021. Hal ini berdampak terhadap kontribusi BUMN terhadap kas negara yang nantinya dijalankan untuk program-program yang dibutuhkan masyarakat.
Perbaikan di tubuh BUMN-BUMN tidak lepas dari pengalaman Menteri BUMN Erick Thohir sebagai pebisnis sebelum masuk ke dalam pemerintahan.
Hal tersebut diakui oleh Pengamat Politik Usep S. Achyar. Menurutnya, Erick Thohir memiliki latar belakang sebagai pebisnis internasional sebelum diamanahkan oleh Presiden Joko Widodo untuk menjadi salah satu menteri Kabinet Indonesia Maju.
“Pak Erick Thohir memiliki latar belakang sebagai pebisnis internasional, kemampuannya ini dibutuhkan untuk mengembangkan bisnis perusahaan BUMN dan negara,” katanya.
Menurutnya, pemimpin dengan kemampuan untuk mengembangkan bisnis dan ekonomi diperlukan untuk mengimbangi pemimpin yang berasal dari elit politik.