PT Telkomsel Mitra Inovasi (TMI) mendukung terselenggaranya Next Billion Ecosystem Festival (NEX-BE Fest) 2022 yang berlangsung di Bali pada 29-30 November 2022. Melalui kegiatan bertema Synergy Impact Customer Valuation tersebut, PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) sebagai induk usaha TMI membuka peluang kolaborasi antara usaha rintisan (start-up) dengan badan usaha milik negara (BUMN).
Sebanyak 38 perusahaan pelat merah yang terbagi dalam beberapa klaster turut berpartisipasi dalam NEX-BE Fest 2022. Klaster-klaster itu yakni ekosistem telekomunikasi digital dari TelkomGroup (Telkomsel, PT Melon Indonesia, Indihome, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk, dan lain-lain), serta agrikultur (PT Pupuk Indonesia, PT Rajawali Nusantara Indonesia, dan Perum Perhutani).
Kemudian, terdapat pula ekosistem teknologi finansial (PT Bank Syariah Indonesia Tbk), kesehatan (PT Kimia Farma Tbk dan PT Bio Farma), serta energi dan logistik (PT Pos Indonesia).
Seluruh perwakilan dari BUMN tersebut dipertemukan dengan perwakilan dari 41 start-up dari berbagai sektor yang merupakan bagian dari ekosistem TMI dan MDI Ventures. Adapun startup yang berasal dari ekosistem TMI yaitu Feedloop, Privy, Halodoc, Inspigo, Sekolah.mu, Sicepat, Evos, Qlue, TADA, dan Delos.
Para peserta mengikuti diskusi panel, visionary talks, sharing session panel, dan business matchmaking. Kegiatan-kegiatan itu diharapkan dapat membuka peluang kolaborasi antarperusahaan. Menurut CEO TMI, Mia Melinda, kolaborasi merupakan salah satu kunci kesuksesan start-up.
“Untuk itu, di samping fokus kami dalam mengembangkan strategic investment jangka panjang, Telkomsel melalui TMI akan terus membuka peluang kolaborasi lebih luas untuk mengakselerasi pemberdayaan start-up, sehingga mampu menghadirkan berbagai solusi yang dapat berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi digital nasional,” katanya dalam siaran pers, dikutip Kamis (1/12/2022).
NEX-BE Fest merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan MDI Ventures dan PT Telkom Indonesia Tbk (Telkom) sejak tahun 2019. Dalam kegiatan tersebut, terdapat forum yang membahas berbagai permasalahan, solusi, dan kemungkinan terciptanya inovasi dan eksplorasi untuk kemajuan ekosistem start-up dan BUMN.
Mia memaparkan, Indonesia memiliki potensi ekonomi digital yang terus tumbuh. Bahkan, diperkirakan nilai ekonomi digital nasional pada 2030 akan mencapai US$ 315 miliar, atau setara Rp 4.715 triliun.
”Kami memahami bahwa dalam lanskap ekonomi digital, start-up memainkan peran penting dalam menjaga kestabilan perekonomian nasional, mulai dari memberikan solusi digital, membuka lebih banyak lapangan kerja, hingga meningkatkan daya saing teknologi bangsa,” katanya. Untuk memaksimalkan potensi ekonomi digital Indonesia, maka peluang kolaborasi haruslah diperluas.