Katadata Green, media ekonomi hijau dan pembangunan berkelanjutan terintegrasi, bagian dari Katadata Indonesia sukses menggelar konferensi Sustainability Action for the Future Economy atau Katadata SAFE 2024 pada 7-8 Agustus 2024. Ini kali kelima Katadata Indonesia menghelat konferensi bertema lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.
CEO Katadata Metta Dharmasaputra mengatakan, rangkaian SAFE 2024 diadakan mulai awal tahun ini dan ditutup dengan laporan khusus Konferensi Tingkat Tinggi PBB mengenai Perubahan Iklim atau COP ke-29 di di Baku, Azerbaijan pada November 2024.
Katadata SAFE 2024 menghadirkan setidaknya 50 pembicara di berbagai bidang keberlanjutan, serta menggandeng sejumlah startup manajemen pengelolaan limbah –salah satunya adalah Dulang.
Dulang merupakan startup lokal yang berfokus pada manajemen pengelolaan limbah elektronik. Diprakarsai oleh Kreshna Yuditya Rahmat, ide tentang pendirian startup ini lahir kala ia tengah menempuh pendidikan di Amerika Serikat.
Saat itu ia melihat banyaknya tumpukan sampah di jalanan kota New York yang mengingatkannya pada masalah limbah di Indonesia, dan apa yang bisa ia lakukan untuk membantu mengatasinya. Ia kemudian menelisik lebih jauh dan menemukan bahwa limbah elektronik merupakan isu yang jauh lebih besar dibandingkan limbah umum.
Menurut Kreshna, limbah elektronik di Indonesia belum dipandang sebagai sampah secara umum, dan belum terdata secara baik. Tingkat daur ulang di sektor elektronik itu hanya sekitar 5 persen, bahkan mungkin bisa lebih rendah.
“Dalam kenyataannya jika kita masukkan proses yang dilakukan sektor informal, mungkin bisa lebih dari jumlah itu. Tapi kita tak tahu riilnya,” kata Kreshna dalam wawancara bersama Katadata Green pada Jumat (16/8/2024).
Di tengah gempuran digitalisasi dan masifnya penggunaan perangkat elektronik, tak berlebihan bila isu limbah elektronik berpotensi menjadi bom waktu.
“Di Jakarta dihasilkan (limbah elektronik) sebanyak 75 ton per hari. Itu sekitar 1 persen dari total, sampai diproses,” ujar Kreshna menggambarkan.
Lebih lanjut, Kreshna mengatakan bahwa masalah terkait limbah elektronik adalah rendahnya tingkat daur ulang, tingginya volume limbah, serta peningkatan volume yang cepat.
“Fakta berikutnya elektronik itu the fastest growing solid waste,” kata dia.
Startup Dulang bertujuan membantu pengguna elektronik untuk menemukan solusi terbaik dan mendapatkan nilai tambah dari perangkat bekasnya. Sejak awal berdirinya Dulang menggalakkan perbaikan dan penggunaan kembali barang elektronik sebagai upaya untuk mengarusutamakan ekonomi sirkular.
Alur ini diharapkan menekan pembelian barang baru yang dapat meningkatkan produksi limbah elektronik.
Dalam event SAFE 2024, Dulang bersama sejumlah waste management partner yang digandeng Katadata Green membuka booth pameran. Dalam booth tersebut, Dulang menyediakan dropbox yang digunakan untuk mengumpulkan barang-barang elektronik bekas bagi audiens yang ingin berpartisipasi dalam inisiatif ramah lingkungan.
Barang-barang elektronik yang dapat diserahkan melalui dropbox antara lain laptop, ponsel, tablet, kamera, headphone dan jam tangan. Dengan visi menciptakan dunia tanpa limbah elektronik, Dulang mengajak publik untuk mengubah pola konsumsi digital dengan memperpanjang usia barang elektronik bekas, usang dan tidak terpakai.