Tak hanya dikenal sebagai kelompok teroris paling mematikan, Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) juga memiliki pundi terbanyak pada 2015. Laporan Global Terrorism Index 2016 yang dirilis Institute for Economic and Peace yang berbasis di London menyebutkan ISIS mengantongi pendapatan US$ 2 miliar atau setara dengan Rp 26,7 triliun. Penyelundupan minyak, zakat, dan pajak menjadi sumber utama pemasukan.
ISIS juga menghimpun dana dari penjualan benda dari situs bersejarah yang mereka kuasai. Artefak kuno diselundupkan melalui Turki untuk dijual di pasar gelap. Ada sekitar 100 ribu objek budaya yang dikuasai ISIS, 4.500 di antaranya masuk dalam Warisan Budaya Dunia UNESCO. ISIS juga mendapat dana dari penjualan obat terlarang dan donasi pihak eksternal, termasuk uang tebusan atas tawanan ISIS.
Dana yang dimiliki sebagian besar digunakan untuk membayar gaji. Congressional Research Service, lembaga think thank Amerika Serikat menyebutkan para kombatan ISIS dibayar sekitar US$ 1.200 atau Rp 15,8 juta per bulan ditambah dengan tunjangan keluarga. Selain upah, ISIS juga menggelontorkan dana untuk pembelian senjata, propaganda media, dan pembangunan fasilitas negara Islam.