Desa Budo di Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara tengah mengembangkan wisata mangrove. Jajaran pemerintah desa dan warga bergotong royong mengoptimalkan operasional destinasi rekreasi yang berada di tepi laut ini. Selain wisata mangrove, Desa Budo dapat menjadi gerbang alternatif menuju Taman Laut Bunaken.
Perjalanan dari Budo ke Pulau Bunaken bisa ditempuh dalam 30 menit menggunakan perahu. Jauh lebih cepat daripada keberangkatan dari Manado yang menghabiskan sekitar 1,5 jam. Jarak yang dekat dengan Taman Laut Bunaken menjadi salah satu keunggulan desa yang dihuni sekitar 287 keluarga ini. Bahkan, Budo juga tepat dijadikan titik keberangkatan menuju pulau lain, seperti Siladen dan Nain.
Di bibir pantai, Desa Budo menyiapkan dermaga dan empat pondok. Infrastruktur senilai Rp 400 juta yang didanai APBDes 2018 ini hadir memfasilitasi wisatawan yang ingin santai sembari menyaksikan keindahan pemandangan Pulau Manado Tua, Bunaken, dan Siladen dari kejauhan. Pelancong dapat menikmati matahari tenggelam yang tampak seakan-akan masuk ke dalam mulut Gunung Manado Tua.
Masyarakat Budo meyakini bahwa wisata mangrove di desanya tak kalah cantik dibandingkan dengan Taman Laut Bunaken. Area rekreasi tepi laut ini sedang dikembangkan menjadi pusat wisata di Kecamatan Wori. Ide pengembangan wisata mangrove ini terinspirasi dari Desa Sigenti Selatan, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.
Bagaimana asal mula Desa Budo memiliki wisata mangrove dan menjadi gerbang alternatif menuju Bunaken? Saksikan video visualisasi data dan informasi dari desa-desa yang melakukan replikasi dan inovasi, berikut ini.