Masalah balita pendek (stunting) masih menjadi persoalan di Indonesia. Oleh karenanya berbagai upaya dilakukan untuk menekan jumlah balita pendek. Salah satunya melalui penggunaan dana desa untuk membangun fasilitas kesehatan dasar.
Sejak digulirkan pada 2015, dana desa digunakan untuk membangun sebanyak 942.927 unit sarana air bersih, 178.034 unit mandi cuci kakus (MCK), 8.028 unit pondok bersalin desa (Polindes), dan 18.477 unit pos pelayanan terpadu (Posyandu). Pembangunan fasilitas ini diharapkan dapat menggenjot penurunan stunting.
Pemerintah sendiri menargetkan angka stunting nasional turun menjadi 28 persen pada 2019. Berbagai program untuk memberikan perawatan terbaik selama 1.000 hari pertama kelahiran anak terus dilakukan. Sebelumnya, angka penderita balita pendek pada 2013 masih sebesar 37,2 persen.