ZIGI – Bursa NFT, OpenSea memperingatkan para penggunanya untuk berhati-hati terhadap tautan phising yang dikirim ke email mereka. Hal tersebut dilakukan setelah data pelanggan OpenSea diretas oleh pihak yang tidak bertanggungjawab.

Lalu seperti apa kondisi terkini dari OpenSea? Berikut penjelasannya.

Baca Juga: 5 Marketplace NFT Populer di Tahun 2022

Data Pelanggan OpenSea Bocor

Bursa NFT terpopuler di dunia, OpenSea memperingatkan para pengguna platformnya untuk berhati-hati dengan phising yang dapat masuk melalui email. Tindakan ini terjadi akibat data para pengguna OpenSea bocor ke tangan para peretas.

Mengutip Techcrunch, seorang staf di Customer.io, vendor email yang dikontrak oleh OpenSea, menyalahgunakan akses karyawan yang mereka miliki untuk mengunduh dan membagikan alamat email pengguna OpenSea dengan pihak eksternal yang tidak sah. Hal ini diungkapkan oleh pihak OpenSea pada Rabu 29 Juni 2022.

Perusahaan menyebut bahwa skala pelanggaran data pelanggan sangatlah besar. OpenSea bahkan menyebut orang yang pernah membagikan surel nya kepada mereka, bisa juga terkena phising yang dilakukan peretas.   

Pihaknya juga telah bekerjasama dengan Customer.io untuk melakukan investigasi bersama, dan masalah ini telah dilaporkan kepada pihak penegak hukum.

“Jika anda telah membagikan email anda dengan OpenSea di masa lalu, kalian harus berasumsi bahwa kalian bisa terkena dampaknya” sebut perusahaan seperti dikutip Zigi dari Techcrunch pada Kamis, 30 Juni 2022.

Dari data yang dikumpulkan lembaga analisis kripto, Dune Analytics, sudah ada lebih dari 1,8 juta pengguna yang menggunakan emailnya melalui jaringan Ethereum untuk menggunakan OpenSea. Kini, para pengguna masih menunggu informasi lanjutan dari pihak OpenSea.

Beberapa pelanggan sendiri telah mengutarakan keresahannya karena menjadi korban dari aksi peretasan data tersebut.

“Data pribadi saya dilanggar, terimakasih OpenSea dan Customer.io, ya Tuhan bantu saya. Saya bertanya-tanya mengapa saya tiba-tiba dikirim pesan spam, panggilan telepon, dan email” sebut pengguna OpenSea @TheAscendants3 di Twitter pada 30 Juni 2022.

OpenSea Bukan Jadi Yang Pertama Diretas

 

Banyak bursa kripto ataupun NFT, yang kini menjadi target serangan siber. Serangan siber ini muncul karena industri ini dinilai tengah berkembang dan mampu menghasilkan keuntungan yang besar.

Banyak jaringan desentralisasi yang berbasis blockchain berjanji untuk memberikan keamanan siber yang lebih baik, tetapi rata-rata pengguna kini tengah condong ke jaringan terpusat seperti OpenSea, karena dinilai lebih nyaman.

Sebagai contoh kasus, pada bulan Maret 2022, pelanggaran penggunaan data menimpa HubSpot, sebuah perusahaan perangkat lunak yang menyediakan layanan hubungan pelanggan. Kasus ini menyebabkan pelanggaran data di jaringan lain seperti BlockFi, Circle, dan lainnya.

Selanjutnya adalah Fraktal, platform NFT yang didirikan oleh salah satu pendiri Twitch, Justin Kan. Di awal debutnya, Fraktal diserang oleh seorang scammer yang meretas perusahaan dan berhasil membobol aset senilai US$ 150.000.

Salah satu peretasan kripto terbesar terjadi saat Ronin, jaringan blockchain yang dimiliki oleh platform permainan NFT Axie Infinity dijebol, dan harus menanggung kerugian sebesar US$ 625 juta atau sekitar Rp 9 trilliun.

Baca Juga: Mengenal NFT Market dan Cara Beli NFT Dengan Mudah