FMC Model Bisnis Masa Depan Telekomunikasi
Secara singkat, konsep Fixed Mobile Convergence (FMC) merupakan konvergensi dari sistem komunikasi fixed dan mobile yang ditunjukkan dari konvergensi sisi terminal, network, maupun service.
FMC disebut dapat menghasilkan modernisasi layanan telekomunikasi generasi baru, serta memberikan keleluasaan terhadap pelanggan untuk dapat menikmati layanan melalui jaringan fixed maupun mobile yang terintegrasi.
PT Telkom Indonesia (Tbk) saat ini tengah fokus mewujudkan FMC dengan menggabungkan layanan broadband IndiHome dan Telkomsel. Layanan terbaru ini ditargetkan untuk diperkenalkan ke publik pada 2023 mendatang.
Dari sisi teknis, penggabungan IndiHome dan Telkomsel akan membuat kedua jaringan dapat saling menopang ketika terjadi gangguan (down).
FMC sendiri bukan barang baru. Peneliti Telkom University Khoirul Anwar menyebut FMC telah menjadi pembahasan di kancah dunia sejak 2005. Bisnis FMC juga telah diterapkan di negara-negara seperti Tiongkok, Singapura dan Australia.
Senada dengan hal itu, Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah menyebut bahwa hadirnya FMC merupakan sebuah keniscayaan karena sudah banyak negara yang menerapkannya. Menurutnya, FMC tidak bisa dilakukan terpisah karena nantinya tidak akan efisien.
“Kalau enggak (menerapkan FMC) kita nanti kalah bersaing karena selain manfaatnya pelanggan bisa menikmati jaringan yang terintegrasi, secara infrastruktur juga lebih efisien karena penggunaan biaya operasional akan jauh lebih efektif sehingga dapat terjadi efisiensi cost,” ujar Piter dalam wawancara bersama tim Katadata.
Piter juga menyoroti besarnya pasar Indonesia untuk ekonomi digital. Menurutnya Telkom harus bergerak cepat untuk bisa memenangkan persaingan pasar FMC. Apalagi Indonesia merupakan pasar terbesar di kawasan Asia Tenggara.
“Kalau kita tidak melakukannya segera, yang lain yang akan melakukan. Pasti akan terjadi seperti itu, dan kalau Telkom tidak segera melakukannya, pasar yang besar itu nanti akan direbut,” ujar Piter menambahkan.
Pasar FMC di Indonesia mempunyai potensi yang besar. Dari sekitar 60 juta rumah tangga, sebanyak 25-30 juta rumah tangga mampu menjangkau home broadband. Di samping itu, total pelanggan dari semua operator home broadband saat ini masih di bawah 12 juta rumah tangga.
Adapun terkait merger IndiHome dan Telkomsel, Piter menyatakan hal itu harus dipandang sebagai sebuah gambaran besar. “Telkom akan mengurusi sesuatu yang lebih besar yaitu lebih berorientasi kepada B2B. Sementara untuk yang B2C itu dilepas tapi masih di dalam anaknya Telkom,” katanya.
Pembagian fokus bisnis itu merupakan strategi untuk menghadapi ketatnya kompetisi di sektor digital dan telekomunikasi. Apabila semua berjalan lancar, Piter mengatakan, selanjutnya Telkom akan berfokus untuk menguasai pasar.
“Targetnya tentunya, saya kira lebih memantapkan market leader oleh Telkom melalui anak usahanya yang menguasai fixed and mobile ini” pungkasnya.